Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas Yakin Target 75% Susut dan Sisa Pangan Tercapai di 2045

Bapanas menyatakan aspek susut dan sisa pangan perlu mendapat perhatian khusus guna memastikan ketahanan pangan Indonesia.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri rakornas Bapanas 2024 di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024) / Ni Luh Anggela
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri rakornas Bapanas 2024 di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024) / Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis target 75% pengelolaan susut dan sisa pangan tercapai pada 2045. 

Hal tersebut sesuai dengan Peta Jalan Pengelolaan Susut dan Sisa Pangan Dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045, yang memproyeksikan target pengelolaan susut dan sisa pangan sebesar 50% pada 2030 dan 75% tahun 2045 dapat dicapai melalui penerapan strategi dan skenario yang tepat guna. 

Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas, Nyoto Suwignyo, mengatakan dalam membangun Indonesia sebagai negara maju, perlu memperhatikan aspek susut dan sisa pangan pula.

"Kita harus membangun negara yang maju tanpa food waste, karena sekarang yang terjadi, negara maju tapi food waste-nya besar. Kita dalam menyiapkan Indonesia sebuah negara maju, perlu berbeda. Itu yang sekarang sudah dimulai,” kata Nyoto dalam keterangan resminya, dikutip pada Minggu (29/9/2024). 

Guna memperkuat penanganan susut dan sisa pangan, Bapanas mendorong adanya regulasi yang dapat menjadi dasar tata kelola susut dan sisa pangan yang berlaku di Indonesia.

Menurut Nyoto setelah ada peta jalan, harus ada regulasi yang mendasari. Oleh karena itu, pihaknya mempersiapkan draft rancangan peraturan presiden. 

“Muatannya adalah bagaimana menyiapkan tata kelola yang baik terkait food loss and waste. Ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat. Ini akan efektif diterapkan nantinya, kami sangat optimis,” kata Nyoto. 

Regulasi yang dapat menyentuh sampai masyarakat dinilainya cukup urgent, karena sektor rumah tangga berkontribusi besar dalam susut dan sisa pangan.

Menurut laporan Food Waste Index 2024, United Nations Environment Programme (UNEP) pada 2022, food waste secara global diperkirakan mencapai 1,05 miliar ton makanan yang tersebar di sektor ritel, jasa makanan, sampai rumah tangga.

Jumlah tersebut setara dengan rerata 132 kilogram per kapita per tahun, yang sebagian besarnya atau 59,85% bersumber dari sektor rumah tangga dengan rerata 79 kilogram per kapita per tahun.

"Ini memang terkait moralitas, moralitas pangan. Ini merupakan konsep bagaimana masyarakat menghargai pangan dan kemudian memaknainya dan memanfaatkan pangan dengan sebaik-baiknya secara bijak. Ini tentu akan ada efisiensi. Kalau efisiensi terkait tentunya pemborosan pangan akan berkurang dan mempengaruhi total konsumsi. Dengan itu memposisikan kemandirian dan kedaulatan pangan terus terjaga di Indonesia," kata Nyoto.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan pesan bahwa dengan perilaku penyelamatan pangan dan stop boros pangan akan berimplikasi pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami ingin terus mengajak seluruh pihak dan elemen masyarakat untuk turut berperan aktif dalam upaya gerakan penyelamatan pangan. Tentunya ini akan dapat memperkuat stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat demi mewujudkan Indonesia emas 2045," ungkap Arief.

Arief mengatakan Pemerintah akan terus mendorong kesadaran dan penciptaan wawasan dalam menerapkan perilaku stop boros pangan dan penyelamatan pangan dalam keseharian masyarakat. Terlebih ada estimasi peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang bisa mencapai 319 juta jiwa pada 2045, sedangkan populasi penduduk itu linier dengan potensi susut dan sisa pangan. 

“Jadi semangat gotong royong diperlukan untuk menangani hal ini. Mari kita ciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Ayo selamatkan pangan. Stop boros pangan. Demi kita, demi bumi," tutup Arief.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper