Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Transformasi Digital Manufaktur hingga Efek Dualisme Kadin

Sektor manufaktur makin menggebu melakukan tranformasi digital. Namun, banyak perusahaan kesulitan mengintegrasikan teknologi canggih, termasuk AI.
Pilihan berita analisis Bisnisindonesia.ic. - Ilustrasi Canva
Pilihan berita analisis Bisnisindonesia.ic. - Ilustrasi Canva

Bisnis.com, JAKARTA— Sektor manufaktur semakin menggebu melakukan tranformasi digital. Namun, banyak perusahaan kesulitan mengintegrasikan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan, di fasilitas dan rantai pasokan mereka.

Artikel bertajuk Tiga Fokus Manufaktur Atasi Hambatan Transformasi Digital menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Kamis (19/9/2024).

1. Tiga Fokus Manufaktur Atasi Hambatan Transformasi Digital

Sektor manufaktur semakin menggebu melakukan tranformasi digital. Namun, banyak perusahaan kesulitan mengintegrasikan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan, di fasilitas dan rantai pasokan mereka.

Laporan Zebra Technologies Corporation (ZBRA) bertajuk 2024 Manufacturing Vision Study menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan manufaktur di tingkat global maupun Asia Pasifik mengharapkan AI mendorong pertumbuhan bisnisnya.

Secara global, sebanyak 61% perusahaan manufaktur berharap AI mendorong pertumbuhan 2029, naik dari 41% pada 2024. Di Asia Pasifik, 68% perusahaan manufaktur berharap AI mendorong pertumbuhan tahun 2029, naik dari 46% pada 2024.

Lonjakan dalam pengadopsian AI ini menegaskan keinginan perusahaan manufaktur untuk meningkatkan manajemen data dan memanfaatkan teknologi baru yang meningkatkan visibilitas dan kualitas dalam proses manufaktur.

Namun, meski transformasi digital adalah prioritas bagi mereka, sekitar 30%-40% responden mengakui bahwa mencapai hal tersebut penuh hambatan, termasuk biaya dan ketersediaan tenaga kerja, meningkatkan solusi teknologi, dan konvergensi teknologi informasi dan teknologi operasional (IT/OT).

2. Anak Usaha Medco (MEDC) Garap Proyek Panas Bumi Rp3,5 Triliun

Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), Medco Power Indonesia mendapat Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi (PSP-E) Samosir dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Terletak di Sumatra Utara, Samosir, PSP-E diperkirakan memiliki potensi panas bumi hingga 40 megawatt (MW), berdekatan dengan jaringan listrik Sumatra. Proyek ini diperkirakan menelan investasi mencapai US$228 juta atau sekitar Rp3,49 triliun (asumsi kurs Rp15.322 per dolar AS) dengan proyeksi serapan tenaga kerja 175 orang.

“Penugasan ini sejalan dengan komitmen kami untuk menyediakan solusi energi bersih dengan tingkat pengembalian yang menarik,” kata Direktur Utama Medco Power Eka Satria lewat keterangan resmi, Rabu (18/9/2024).

Sementara itu, CEO PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) Roberto Lorato mengatakan perseroan berkomitmen untuk mengembangkan portofolio energi terbarukan untuk mendukung target nol emisi pemerintah pada 2060 mendatang.

3. Menghitung Ketahanan BPJS Ketenagakerjaan Saat JKP Naik

Presiden Joko Widodo (Jokowi), di ujung masa jabatannya memberikan kebijakan pro pekerja dengan wacana menaikkan manfaat tunjangan pengangguran alias Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) BPJS Ketenagakerjaan.

Rencananya, manfaat program JKP akan dibayarkan 45% dari upah terakhir dengan batas Rp5 juta dalam 6 bulan. Saat ini, manfaat JKP dibayar 45% untuk 3 bulan dan 25% untuk 3 bulan berikutnya.

Tidak cuma itu, pemerintah akan memperluas kriteria penerima manfaat JKP yang juga diberikan kepada pekerja perjanjian waktu tertentu (PWKT), hingga menambah alokasi biaya pelatihan penerima manfaat menjadi Rp2,4 juta dari sebelumnya Rp1 juta.

Dalam hal ini, pemerintah menyiapkan revisi PP Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Selain ditambah manfaatnya, kriteria penerima manfaat JKP juga diperluas kepada PWKT, dan menambah alokasi biaya pelatihan penerima manfaat menjadi Rp2,4 juta dari sebelumnya Rp1 juta.

Dengan begitu, klaim yang harus dibayar BPJS Ketenagakerjaan juga bakal meningkat.

Berdasarkan catatan Bisnis, dana kelolaan program JKP hingga 31 Juli 2024 mencapai Rp13,43 triliun. Sampai Juli 2024, BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan manfaat JKP sebanyak 32.931 klaim, atau meningkat 8,7% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Total klaim yang dibayar BPJS Ketenagakerjaan itu  Rp237,04 miliar.

4. Peluang Bank Kerek Kredit Kala BI Pangkas Suku Bunga

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6% lebih cepat ketimbang Federal Reserve atau The Fed. Hal ini menjadi penurunan suku bunga pertama sejak Agustus 2022.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia periode 17—18 September 2024, BI memutuskan untuk turunkan suku bunga 25 basis poin menjadi 6%. Kondisi tersebut mendukung pertumbuhan kredit bank yang kosisten, dan mendorong pemulihan ekonomi.

Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) John Kosasih memastikan kondisi likuiditas perseroan memadai. Situasi tersebut tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) berada di level 72,74% per Juni 2024.

Menurutnya, dengan kondisi likuiditas tersebut membuat bank siap menopang pertumbuhan atau kebutuhan debitur dalam hal ekspansi bisnis, baik untuk kredit modal kerja hingga investasi. Dirinya juga menjelaskan bahwa penurunan BI Rate mungkin akan berdampak lebih signifikan pada kredit konsumer.

Hal ini berbeda dengan kredit modal kerja dan investasi, di mana suku bunga tidak selalu menjadi faktor utama. Pasalnya, permintaan kredit modal kerja dan investasi lebih tergantung pada kondisi dari usaha itu sendiri.

5. Efek Samping Dualisme Kepengurusan Kadin

Senin, 28 Juni 2021 di Kompleks Istana Negara. Rosan P. Roeslani bersama dengan Arsjad Rasjid dan Anindya Novyan Bakrie, baru saja bertemu Presiden Joko Widodo.

Rosan kala itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, sebelum 4 bulan kemudian mendapat kepercayaan dari Presiden Joko Widodo mengemban tugas sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Kedatangan Rosan bersama Arsjad dan Anindya saat itu untuk melaporkan penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) VIII Kadin Indonesia di Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Kami menghadap Bapak Presiden, pertama-tama adalah melaporkan persiapan Munas Kadin tanggal 30—31 [Juni] di Kendari, termasuk dalam kegiatan itu kita akan melakukan vaksinasi besar-besaran, 15.000 vaksinasi yang akan kita lakukan,” kata Rosan didampingi Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper