Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 52 beruntun hingga Agustus 2024. Surplus pada Agustus 2024 tercatat sebesar US$2,9 miliar.
Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa surplus neraca perdagangan tersebut positif dalam menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
“Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” katanya melalui keterangan resmi, Selasa (17/9/2024).
Erwin merincikan, surplus neraca perdagangan yang lebih tinggi terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas.
Neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 2024 mencatatkan surplus sebesar US$4,34 miliar sejalan dengan ekspor nonmigas yang meningkat mencapai US$22,36 miliar.
“Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewani/nabati [CPO], bijih logam, terak, dan abu maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik, peralatan mekanik, serta kendaraan dan bagiannya,” jelas Erwin.
Baca Juga
Lebih lanjut, Erwin mengatakan, berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.
Adapun, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun mencapai US$1,44 miliar pada Agustus 2024 sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dari penurunan ekspor migas.