Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menekankan pentingnya kolaborasi untuk mengoptimalisasi pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia. Pasalnya, penggunaan energi tersebut baru 11% dari total yang tersedia.
Hal tersebut dipaparkan melalui agenda The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 18-20 September 2024.
Ketua Umum API, Julfi Hadi mengatakan Indonesia memiliki kapasitas cadangan panas bumi sebanyak 24.000 megawatt (MW) yang menjadikan negara ini sebagai pemilik cadangan terbesar ke-2 di dunia.
"Dan geothermal mempunyai base load karakteristik dan saat ini hanya renewable mempunyai baseload geothermal yang siap dan approval mendukung roadmap transisi energi dan mencapai Net Zero Emission 2060," kata Julfi, Rabu (18/9/2024).
Faktanya, hanya 11% potensi tersebut yang baru dimanfaatkan. Untuk menciptakan akselerasi dan mencapai transisi energi maka diperlukan terobosan meningkatkan komersialisasi dan efisiensi di berbagai tahapan proyek panas bumi
Oleh karena itu, Julfi berpendapat bahwa kolaborasi antar berbagai pihak merupakan kunci utama yang dibutuhkan sehingga target tambahan 5.000 MW dalam 5 tahun ke depan bisa terlaksana.
Baca Juga
"Di IIGCE ini sudah ada langkah konkret untuk bisa menaikkan commerciality dari panas bumi dan menurunkan biaya pengembangan antara lain meningkatkan kapasitas dari sumur-sumur produksi dan optimasi dari power plant yang ada," tuturnya.
Untuk itu, dalam agenda tersebut telah dilakukan penandatanganan Co-Generation Cooperation antara PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) dengan PLN IP dengan potensi kapasitas sebesar 230 MW.
Langkah kedua yaitu menurunkan biaya pengembangan dengan membawa center of excellence (CoE) atau pihak yang memiliki keahlian khusus di sektor panas bumi ke Indonesia untuk memulai infrastruktur binary power plant serta pengembangan paten teknologi anak bangsa.
"Berikutnya adalah mempercepat pemanfaatan produk-produk turunan seperti green hidrogen amonia dan silica guna menaikkan revenue dari proyek-proyek geothermal," pungkasnya.