Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamentan Buka Suara Soal Polemik Susu Ikan di Program Makan Siang Bergizi

Wamentan Sudaryono menyebut bahwa belum mendalami kabar terkait dengan subtitusi susu sapi dengan susu ikan dalam program makan bergizi gratis.
Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah Sudaryono tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk menghadiri pelantikan sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Kamis (18/7/2024). / BISNIS - Dany Saputra
Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah Sudaryono tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk menghadiri pelantikan sebagai Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Kamis (18/7/2024). / BISNIS - Dany Saputra

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut bahwa belum mendalami kabar terkait dengan subtitusi susu sapi dengan susu ikan dalam program makan bergizi gratis.

Dia menyebut bahwa skema yang dipilih pemerintah adalah susu akan digantikan dengan menghadirkan ikan dalam setiap porsi yang akan diberikan kepada masyarakat. Mengingat, ikan bukan hewan yang bisa menyusui.

“Saya jujur aja belum monitor soal susu ikan ini, apakah susu disubtitusi dengan ikan barangkali, tetapi jujur saya tidak monitor soal itu, mungkin susu mengandung ikan. Kayak susu kedelai gitu. Ikan kan tidak menyusui, maksud saya kalau missleading di sosmed saya tidak ikutin sih," kata Sudaryono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9/2024).

Kendati demikian, Sudaryono melanjutkan bahwa daging ikan memang dapat menjadi substitusi untuk memenuhi kebutuhan protein dalam program makan bergizi gratis.

Dia menegaskan bahwa daging ikan dan sumber protein lainnya dapat digunakan ketimbang mengimpor susu sapi karena keterbatasan stok susu sapi di dalam negeri.

"Sampai kita datangkan sapi hidup diperah, sapinya cukup, itu terus bagaimana? Kita substitusi, jadi yang harusnya minum susu, kan susunya daripada impor, ya kita substitusi kandungan protein itu dengan sumber protein lain, baik nabati maupun hewani," katanya.

Politikus Partai Gerindra itu menyebutkan skema untuk melakukan substitusi ini memang mungkin untuk dilakukan mengingat komoditas tertentu sudah mengalami surplus, termasuk telur dan ikan.

"Kan kita kan sudah surplus, sudah swasembada di telur dan ikan, ayam, ya. Barangkali itu menjadi sumber. Jadi disubstitusi, bukan dipaksakan impor susu bubuk dan lain-lain," ucapnya

Penyebabnya, dia menilai bahwa program makan bergizi gratis adalah momen agar memacu kemandirian pangan di dalam negeri. Sebab, kemandirian pangan bukan hannya ditandai dengan tidak mengimpor beras, tetapi juga tidak mengimpor komoditas lain seperti telur, ayam, daging, dan susu.

“Jadi subtitusi, bukan dipaksakan impor susu bubuk dan lain-lain. Kita tidak arahkan ke sana, kita lebih ke momen makan bergizi gratis ini pemerintah bisa trigger kemandirian pangan, bukan hanya beras, tapi telur ayam daging dan susu yang kita harus raih,” pungkas Sudaryono


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper