Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Polusi, BBM Rendah Sulfur Ditarget Meluncur Awal 2025

Pemerintah berencana meluncurkan BBM rendah sulfur secara bertahap mulai awal 2025.
Petugas melakukan pengisian BBM disalah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas melakukan pengisian BBM disalah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyampaikan, pemerintah berencana mengurangi kandungan sulfur yang terdapat pada BBM jenis Pertalite dan Pertamax.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, rencana pengurangan sulfur terhadap dua BBM tersebut dikarenakan keduanya belum memenuhi standar Euro 4.

“Itu harus diperbaikin sulfurnya, berdua itu [Pertalite dan Pertama]. Karena yang lain di atas itu sebenarnya sudah standar Euro 4 ya,” kata Rachmat di Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Pemerintah pun, kata Rachmat, berencana meluncurkan BBM rendah sulfur pada awal 2025. Namun, dia menyebutkan bahwa peluncuran BBM rendah sulfur ini tidak bisa dilakukan serentak secara nasional karena mempertimbangkan keandalan pasokan dari kilang Pertamina.

"Waktunya bertahap, karena kilangnya kan Pertamina ada beberapa, jadi enggak bisa langsung nasional. Tapi enggak apa-apa kan, daripada kita nunggu semuanya jadi dulu tahun 2027-2028, baru kita launch. Padahal polusinya sekarang,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peluncuran BBM rendah sulfur tersebut masih dalam tahap pembahasan dan akan diluncurkan secara bertahap oleh Pertamina.  

"[BBM baru] rendah sulfur juga sudah mulai bertahap akan diluncurkan, karena Pertamina mengubah sedikit dengan kilang minyaknya untuk meluncurkan itu," kata Luhut kepada wartawan di JCC Senayan, Jumat (6/9/2024).  

Luhut menilai urgensi BBM baru rendah sulfur ini penting untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dan karbon yang dihasilkan sehingga berimplikasi pada pengurangan polusi udara dan emisi gas buang kendaraan.

"Kita harus mendukung ini karena ini kepentingan ramai-ramai, karena kalau tidak rendah sulfur itu akan membuat penyakit-penyakit kepada anak cucu kita," terangnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper