Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Capres AS Donald Trump Ancam Kenakan Tarif 100% ke Negara yang Lakukan Dedolarisasi

Donald Trump mengatakan sejumlah negara seperti China, India, Brazil, Rusia dan Afrika Selatan membahas de-dolarisasi pada pertemuan puncak tahun lalu.
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Bing Guan
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat konferensi pers di Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Calon Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump berjanji untuk menghukum negara-negara yang beralih dari penggunaan dolar AS, salah satunya adalah dengan memberlakukan tarif tinggi.

“Anda meninggalkan dolar dan Anda tidak melakukan bisnis dengan Amerika Serikat karena kami akan mengenakan tarif 100% pada barang-barang Anda,” ujar Trump dalam kampanyenya di negara bagian Wisconsin akhir pekan lalu dikutip dari Bloomberg, Senin (9/9/2024). 

Pernyataan tersebut menyusul diskusi selama berbulan-bulan antara Trump dan penasihat ekonominya mengenai cara untuk menghukum sekutu atau musuh yang mencari cara aktif untuk terlibat dalam perdagangan bilateral dengan mata uang selain dolar. 

Opsi-opsi yang ada mencakup pengendalian ekspor, biaya manipulasi mata uang, dan tarif, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini kepada Bloomberg News.

Trump, yang telah lama menganut kebijakan perdagangan proteksionis, mengatakan dolar telah dikepung secara besar-besaran selama delapan tahun. China, India, Brazil, Rusia dan Afrika Selatan membahas de-dolarisasi pada pertemuan puncak tahun lalu. 

Sebaliknya, Trump mengatakan dia ingin dolar tetap menjadi mata uang cadangan dunia, sebuah janji yang dia perbarui pada rapat umum hari Sabtu.

Meskipun dominasi dolar telah berkurang dalam beberapa dekade terakhir, mata uang AS masih menyumbang 59% dari cadangan devisa resmi pada kuartal pertama tahun 2024 dan euro berada di urutan kedua dengan hampir 20%, menurut Dana Moneter Internasional.

Wisconsin adalah salah satu negara bagian yang paling krusial dalam persaingan antara Trump dan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Keduanya berjuang untuk mendapatkan dukungan dari para pemilih kelas pekerja di negara bagian tersebut, yang merasa tidak nyaman dengan agenda ekonomi Presiden Joe Biden dan tertarik pada seruan populis Trump.

Jajak pendapat Bloomberg News/Morning Consult yang dirilis pekan lalu menunjukkan Harris memimpin di Wisconsin dengan selisih 8 poin persentase, keunggulan terbesar atas Trump di antara tujuh negara bagian yang menjadi medan pertempuran dalam jajak pendapat tersebut.

Kampanye Trump di Wisconsin mengakhiri kampanye yang mencakup Pennsylvania dan North Carolina, serta singgah di kampung halamannya di New York City di mana ia menyampaikan pidato yang berfokus pada ekonomi dan mengadakan konferensi pers.

Harris menghabiskan hari Sabtu di Pennsylvania untuk mempersiapkan debat hari Selasa dengan Trump, ujian besar berikutnya yang dapat mengubah arah persaingan yang ketat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper