Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impact Investment Day, Investor Incar Usaha-Usaha Sosial dan Inisiatif Potensial

Berbagai inisiatif restoratif berkelanjutan terhubung dengan para investor besar dalam Impact Investment Day 2024.
(Dari kiri) Perwakilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat Petrus Antonius Rasyid, Direktur Utama BPDLH Joko Tri Haryanto, Kepala BSILHK KLHK Ary Sudijanto, Wakil Kepala Badan Pembinaan UMKM Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia Yugi Prayanto, Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, dan Chairperson Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) Monica Tanuhandaru dalam pembukaan Impact Investment Day di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (8/9/2024). / dok YBLL
(Dari kiri) Perwakilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat Petrus Antonius Rasyid, Direktur Utama BPDLH Joko Tri Haryanto, Kepala BSILHK KLHK Ary Sudijanto, Wakil Kepala Badan Pembinaan UMKM Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia Yugi Prayanto, Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, dan Chairperson Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) Monica Tanuhandaru dalam pembukaan Impact Investment Day di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (8/9/2024). / dok YBLL

Bisnis.com, MANGGARAI BARAT — Sejumlah perusahaan sosial, organisasi komunitas, dan inisiatif restoratif bertemu dengan investor raksasa seperti Temasek Foundation untuk menjajaki peluang kerja sama pengembangan usaha dan pembangunan berkelanjutan.

Pertemuan itu dinaungi dalam Impact Investment Day (IID) yang berlangsung pada 7—8 September 2024 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Acara tersebut diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL).

Sejumlah inisiatif dan kolaborasi inisiatif restorasi serta keberlanjutan, terutama di daerah-daerah terluar dan terdepan, serta potensi yang belum dimanfaatkan di Indonesia Timur hadir dalam perhelatan itu.

IID dirancang sebagai wadah untuk menghubungkan penggerak dampak (impact drivers) seperti perusahaan sosial, organisasi komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat dengan pendukung dampak (impact enablers) termasuk investor, donor, dan organisasi filantropi.

Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia dan Dewan Pengarah IID Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pihaknya mengajak dunia usaha untuk melihat bisnis lebih dari sekadar kepatuhan terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG).

Menurut Bambang, ESG harus menjadi katalis inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan. Oleh karena itu, IID berupaya mempertemukan para impact drivers dan impact enablers untuk pengembangan berbagai inisiatif berkelanjutan.

"Ini bukan lagi tentang memenuhi standar minimum, tetapi tentang memimpin perubahan dan menciptakan nilai jangka panjang bagi bisnis, masyarakat, dan planet tempat kita hidup," ujar Bambang pada Minggu (8/9/2024).

Chairperson YBLL Monica Tanuhandaru menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi restoratif dalam pemanfaatan bambu oleh pihaknya menunjukkan bahwa proyek yang fokus pada pembangunan kapasitas masyarakat lokal, pemanfaatan potensi alam lokal NTT, juga penciptaan pasar untuk produk berkelanjutan dapat dilakukan dan ditingkatkan ke skala yang lebih besar.

"Pendekatan holistik ini menjadi blueprint bagi IID dalam memberdayakan impact driver dan menghubungkan mereka dengan pasar yang lebih luas melalui impact enabler," ujar Monica.

Para peserta IID berkesempatan menyaksikan presentasi proyek inovatif dan berbagi wawasan dengan para ahli di bidang restorasi dan keberlanjutan. Lalu, para impact drivers pun dapat terhubung langsung dengan impact enablers untuk membuka peluang kerja sama hingga pengembangan skala usahanya.

Sejumlah impact drivers yang turut berpartisipasi antara lain, BambooCoop, EcoNusa Foundation, Jaga Semesta, Javara, Krealogi, Spedagi, Tiga Pilar Pertiwi, TORAJAMELO, Blue School, serta beberapa impact entrepreneurs dari program Bangun Wirausaha Perempuan Berdaya (BUILD) dari Angin Foundation yaitu Kalara Borneo, Riles Lestary, Tenun.In, dan Timor Moringa.

Dalam acara itu pun terdapat dua kerja sama yang telah terjalin, yakni kerja sama PT Freeport Indonesia dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari untuk pengembangan bambu berbasis ekonomi restoratif, pemberdayaan perempuan, serta pembangunan rendah karbon dan inklusif di Timika, Papua Tengah dan Flores, NTT.

Kedua, terdapat kerja sama Yayasan Bambu Lingkungan Lestari dengan Spedagi Indonesia untuk pengembangan sepeda bambu lipat bernama Spedagi Lempit. Founder Spedagi Singgih S. Kartono menjelaskan bahwa sepeda bambu produksi dalam negeri telah terbukti ketangguhannya dalam ajang bersepeda jarak jauh dan menjadi ikon produk bambu inovatif, sehingga perlu dilakukan peningkatan desain dan kualitas secara terus menerus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper