Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Lowongan Kerja AS Juli 2024 Sentuh Rekor Terendah dalam 3,5 Tahun

Meski sentuh rekor terendah, penurunan itu dinilai tidak cukup untuk menjamin penurunan bunga sebesar 50 bps oleh The Fed pada bulan ini.
Gedung-gedung di Manhattan terlihat dari puncak observatorium One Vanderbilt di Manhattan, New York City, AS, 14 April 2023./Reuters
Gedung-gedung di Manhattan terlihat dari puncak observatorium One Vanderbilt di Manhattan, New York City, AS, 14 April 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah lowongan kerja di Amerika Serikat (AS) turun ke level terendah dalam 3,5 tahun pada bulan Juli, yang menunjukkan pasar tenaga kerja kehilangan tenaga. 

Meski demikian, penurunan tersebut kemungkinan tidak cukup untuk menjamin penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, pada bulan ini.

Mengutip Reuters pada Kamis (5/9/2024), penurunan lowongan pekerjaan yang tidak terisi lebih besar dari perkiraan ditunjukkan dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, atau ob Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dari Departemen Tenaga Kerja AS.

Data itu menyebut ada 1,07 posisi terbuka untuk setiap pengangguran di bulan Juli. Angka tersebut merupakan angka terendah sejak Mei 2021 dan turun dari 1,16 pada bulan Juni. Rasio lowongan terhadap pengangguran mencapai puncaknya tepat di atas 2,0 pada tahun 2022.

Meski begitu, pasar tenaga kerja sepertinya tidak memburuk. Sebuah laporan terpisah dari The Fed menggambarkan tingkat lapangan kerja sebagai umumnya datar hingga sedikit meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Adapun, pasar tenaga kerja terus dicermati dengan seksama oleh investor dan pembuat kebijakan menyusul kenaikan tingkat pengangguran selama empat bulan berturut-turut. Hal tersebut menjadi pemicu munculnya kekhawatiran akan terjadinya resesi. 

Para ekonom tetap berpegang pada perkiraan mereka mengenai penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bank sentral AS pada 17-18 September 2024. Banyak hal bergantung pada laporan ketenagakerjaan untuk bulan Agustus, yang akan diterbitkan pada hari Jumat.

"Apakah laporan ini menunjukkan perlunya penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September? Kami akan mengatakan tidak karena rasio lowongan terhadap pengangguran masih tinggi menurut standar historis,” kata Conrad DeQuadros, Senior Economic Advisor di Brean Capital.

Sementara itu, data dari Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat lowongan kerja, yang mengukur permintaan tenaga kerja, telah turun 237.000 menjadi 7,673 juta pada hari terakhir bulan Juli, level terendah sejak Januari 2021.

Data bulan Juni direvisi lebih rendah untuk menunjukkan 7,910 juta posisi yang tidak terisi dibandingkan dengan yang dilaporkan sebelumnya 8,184 juta.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 8,1 juta lowongan pekerjaan. Lowongan mencapai puncaknya pada 12,18 juta pada Maret 2022 dan turun 1,1 juta sepanjang tahun. Penurunan lapangan kerja terbuka terkonsentrasi pada usaha kecil.

Pekerjaan yang tidak terisi menurun sebesar 187.000 di bidang layanan kesehatan dan bantuan sosial dan menurun sebesar 101.000 di pemerintahan negara bagian dan lokal, tidak termasuk pendidikan. Kedua sektor ini termasuk di antara segelintir sektor yang telah mendorong pertumbuhan lapangan kerja tahun ini.

Sektor transportasi, pergudangan dan utilitas memiliki 88,000 lebih sedikit posisi terbuka. Namun, lowongan pekerjaan meningkat sebesar 178,000 di kategori layanan profesional dan bisnis dan terdapat 28,000 lowongan di pemerintahan federal. Tingkat lowongan pekerjaan turun menjadi 4,6%, level terendah sejak Desember 2020, dari 4,8% pada bulan Juni.

Perekrutan meningkat 273.000 menjadi 5,52 juta. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 156.000 di bidang akomodasi dan layanan makanan, namun menurun sebesar 8.000 di pemerintahan federal. Tingkat perekrutan naik menjadi 3,5% dari 3,3% pada Juni.

Selanjutnya, jumlah PHK meningkat 202.000 menjadi 1,76 juta, atau level tertinggi sejak Maret 2023. Namun, jumlah PHK tetap rendah jika dibandingkan dengan standar historis. 

Peningkatan pada bulan Juli disebabkan oleh peningkatan sebesar 75.000 pada sektor akomodasi dan makanan serta peningkatan sebesar 21.000 pada bidang keuangan dan asuransi.

Tingkat PHK naik ke tingkat yang masih rendah yaitu 1,1% dari 1,0% pada bulan Juni. Rendahnya PHK digarisbawahi pada hari Rabu dalam laporan Beige Book The Fed, yang melaporkan bahwa lima wilayah bank sentral AS mengalami sedikit atau sedikit peningkatan jumlah pegawai secara keseluruhan pada akhir Agustus.

Namun, laporan tersebut mencatat bahwa beberapa distrik melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan mengurangi giliran kerja dan jam kerja, membiarkan posisi yang diiklankan tidak terisi, atau mengurangi jumlah pegawai karena pengurangan karyawan, meskipun laporan mengenai PHK masih jarang terjadi.

Pasar keuangan melihat peluang penurunan suku bunga setengah poin persentase pada bulan ini adalah kurang dari 50%, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin juga diragukan karena kuatnya belanja konsumen pada bulan Juli.

Defisit Perdagangan Melebar

Sementara itu, Chief Economist Comerica Bank, Bill Adams menyebut, pasar tenaga kerja masih dalam kondisi yang cukup baik, tetapi telah menurun secara dramatis selama satu setengah tahun terakhir.

“Kebanyakan orang Amerika yang menginginkan pekerjaan memilikinya, namun peluang atau alternatif bagi pekerja yang diberhentikan atau lebih memilih pekerjaan lain lebih sedikit,” jelasnya.

Permintaan domestik yang kuat diperkuat oleh data lain dari Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan pada Rabu yang menunjukkan lonjakan impor mendorong defisit perdagangan sebesar 7,9% menjadi US$78,8 miliar pada bulan Juli, atau terbesar sejak Juni 2022.

Selanjutnya, impor naik 2,1% menjadi $345,4 miliar. Impor barang melonjak 2,3% menjadi $278,2 miliar, tertinggi sejak Juni 2022. Impor barang modal meningkat $3,3 miliar ke rekor tertinggi, sebagian besar berasal dari aksesori komputer.

Meskipun peningkatan impor akan mengurangi produk domestik bruto, hal ini menunjukkan ketahanan perekonomian. Dunia usaha juga cenderung melakukan impor terlebih dahulu untuk mengantisipasi tarif barang yang lebih tinggi.

Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif yang lebih tinggi pada impor kendaraan listrik, baterai, produk tenaga surya, dan barang-barang lainnya dari China.

Pemerintah mengatakan pekan lalu bahwa keputusan akhir akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang. Di sisi lain, ada juga kekhawatiran terkait tarif yang lebih tinggi terhadap impor China jika mantan Presiden Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah pemilu 5 November.

Defisit perdagangan barang dengan China yang sensitif secara politik meningkat US$4,9 miliar menjadi US$27,2 miliar.

Ekspor naik 0,5% menjadi US$266,6 miliar, sedangkan ekspor barang naik 0,4% menjadi US$175,1 miliar. Defisit perdagangan barang meningkat 6,9% menjadi US$97,6 miliar setelah disesuaikan dengan inflasi.

Perdagangan telah mengurangi PDB selama dua kuartal berturut-turut. Namun, sebagian besar impor kemungkinan akan berakhir sebagai persediaan di tengah melambatnya permintaan domestik, yang dapat mengurangi dampaknya terhadap PDB. 

Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB kuartal ketiga menjadi 2,5% secara tahunan dari laju 2,7%. Perekonomian tumbuh pada kecepatan 3,0% pada kuartal kedua.

“Perdagangan bersih akan membebani pertumbuhan PDB kuartal ketiga, namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena hal ini mencerminkan berlanjutnya kekuatan impor, memberikan gambaran yang lebih baik mengenai permintaan domestik dibandingkan dengan kekhawatiran akan resesi,” kata Thomas Ryan, North America Economist di Capital Economics.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper