Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani dan BI Tak Khawatir dengan Tren Deflasi 4 Bulan Berurut-urut

Deflasi beruntun selama Mei—Agustus 2024 dinilai disebabkan oleh turunnya harga pangan, sehingga dianggap bukan sebagai sinyal negatif perekonomian.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan keterangan pers usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tentang Rencana Kerja Pemerintah, Nota Keuangan, dan RAPBN Tahun 2025, di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (05/08/2024). / Humas Setkab-Djay
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan keterangan pers usai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tentang Rencana Kerja Pemerintah, Nota Keuangan, dan RAPBN Tahun 2025, di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (05/08/2024). / Humas Setkab-Djay

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengaku tidak khawatir dengan tren deflasi yang terjadi selama Mei—Agustus 2024 atau empat bulan berurut-urut.

Sri Mulyani berpendapat, deflasi yang terjadi belakangan karena adanya koreksi penurunan harga pangan. Oleh sebab itu, tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

"Kalau deflasi berasal dari harga pangan, itu kan memang diupayakan dari pemerintah untuk menurunkan terutama waktu itu inflasi dari unsur harga pangan kan cukup tinggi gara-gara terutama dari beras, kemudian El Niño. Jadi kalau penurunan koreksi terhadap harga pangan itu menjadi tren yang positif," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2029).

Lagipula, sambungnya, inflasi inti tetap positif. Dia pun meyakini tidak terjadi penurunan daya beli masyarakat, meski tetap harus diantisipasi.

"Tapi kita akan tetap waspada ya," tutup bendahara negara tersebut.

Senada, Destry meyakini deflasi empat bulan berurut-urut belakang tersebut bukan alarm tanda bahaya. Menurutnya, deflasi tersebut bukan karena penurunan daya beli masyarakat.

Dia menjelaskan, deflasi terjadi karena pemerintah telah berhasil melakukan pengendalian harga pangan usai sempat terjadi inflasi yang cukup besar pada awal 2024.

"Lebih ke pangan ya [bukan penurunan daya beli masyarakat], kan pangannya deflasi gede," kagak Destry usai rapat bersama Komite IV DPD RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tingkat inflasi yang terekam dari Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2024 terus melandai dalam empat bulan terakhir, karena terjadi deflasi empat bulan berturut-turut.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan deflasi pada Agustus 2024 sebesar 0,03% secara bulanan (month-to-month/MtM). Deflasi yang terjadi sejalan dengan penurunan IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024. 

Pudji menyampaikan, konsumsi yang tertahan tersebut berdampak pada turunnya permintaan nonmakanan. Alhasil, BPS merekam deflasi sebesar 0,03% (MtM) pada Agustus 2024. 

"Untuk menjaga daya beli, khususnya untuk konsumsi makanan maka diduga rumah tangga akan menahan konsumsi nonmakanan, sehingga terlihat pada turunnya permintaan atau demand konsumsi nonmakanan," ungkap Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/9/2024). 

Dia menjelaskan, fenomena deflasi dalam empat bulan terakhir ini lebih ditunjukkan dari sisi suplai atau penawaran. Panen beberapa komoditas pangan dan hortikultura, seperti bawang merah yang tengah masuk masa panen raya, dan juga turunnya biaya produksi berhasil mendorong deflasi komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper