Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan Indonesia bakal memperluas ekspor ke pasar Timur Tengah hingga Afrika. Langkah ini dilakukan agar tidak hanya mengandalkan ekspor ke negara G7 alias negara-negara maju.
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas), menyebut bahwa pasar ekspor di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) hingga Eropa bergerak stagnan. Di sisi lain, menurutnya pasar ekspor di Timur Tengah memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan.
“Pasar kita sekarang, dulu awal-awal, kita mengandalkan negara-negara G7. Kalau itu saja, nggak mungkin [ekonomi tumbuh]. Sekarang itu stagnan. Eropa, Barat stagnan. Pasarnya sudah stagnan,” kata Zulhas dalam acara CNBC Indonesia: Trade Corner Special Dialogue bertajuk ‘Strategi & Optimisme Kebijakan Perdagangan Luar Negeri hingga tantangan di WTO’ di Auditorium Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Kondisi tersebut, imbuhnya, turut dipengaruhi kebijakan Undang-Undang Antideforestasi Uni Eropa atau Europe Deforestation Regulation (EUDR) yang direncanakan akan berlaku pada 2025. Aturan EUDR ini berisiko terhadap perdagangan kelapa sawit hingga kakao Indonesia.
“Kalau kita hanya mengandalkan pasar di sini, Barat atau G7 awalnya, atau pasar-pasar tradisional yang negara-negara maju, repot juga. Banyak sekali hambatan perdagangan. Oleh karena itu kita memperluas pasar [ekspor],” ujarnya.
Untuk itu, Zulhas menuturkan bahwa Indonesia harus memperluas pasar ekspor. Bahkan, dia menyebut Asia Selatan memiliki prospek pasar ekspor yang cukup besar.
Baca Juga
“Sekarang Asia Selatan itu menjadi prospek yang luar biasa. Surplus tertinggi itu dengan India, bukan dengan Barat lagi, tetapi dengan India. Asia Selatan itu ada Pakistan, India, Bangladesh itu juga pasar besar buat kita, juga Timur Tengah,” ungkapnya.
Dia menyebut bahwa masyarakat Indonesia yang berada di Timur Tengah mencapai satu juta lebih. Angka ini belum termasuk saat melakukan ibadah umrah dan haji yang bisa mencapai dua juta orang dalam satu tahun.
“Jadi lagi membangun besar-besaran, duitnya banyak lagi. Oleh karena itu, kita harus menggunakan pasar-pasar kita ke Timur Tengah,” ujarnya.
Selain itu, Afrika juga menjadi pasar yang masuk ke dalam bursa perdagangan ekspor Indonesia. Padahal, sebelumnya Afrika merupakan negara yang dikenal dengan masalah kemiskinan hingga kelaparan. Namun, Zulhas melihat Afrika, terutama di Ethiopia, mengalami kemajuan.
“Afrika luar biasa juga. Dulu kalau denger Ethiopia, waduh busung lapar, sekarang Ethiopia maju, lumayan, Barang-barang kita di sama US$10–US$20. Nigeria, laku. Jadi itu juga pasar yang besar. Mesir, minyak sawit laku, mie aja laku disana, ada pembelinya di sana,” ungkapnya.