Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Saham Indonesia dan Malaysia Masih Diminati Asing, Ini Faktor Pendukungnya

Pasar saham di Indonesia dan Malaysia masih mencatatkan net buy investor asing di tengah arus keluar modal di pasar regional.
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham di Indonesia dan Malaysia masih mencatatkan net buy investor asing pada bulan ini di tengah aksi pemilik dana yang mulai mengurangi eksposur mereka ke hampir semua pasar lain di kawasan Asia.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/8/2024), investor asing mencatatkan net buy US$684 juta saham Indonesia  pada Agustus hingga Kamis (22/8/2024). Sementara itu, investor juga menempatkan sekitar US$241 juta pada pasar saham Malaysia. Kedua pasar tersebut diperkirakan mencatat arus masuk selama dua bulan berturut-turut. 

Selain itu, Filipina adalah satu-satunya negara di kawasan Asia yang masih mencatatkan net buy dari investor asing sepanjang Agustus sekitar US$105 juta, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg untuk 11 pasar regional.

Sementara itu, India, yang menjadi favorit investor pasar negara berkembang dalam beberapa tahun terakhir, mengalami arus keluar ekuitas sebesar US$1,8 miliar – yang terbesar di kawasan ini. Jepang dan Taiwan berada di urutan berikutnya dalam aksi net sell investor asing di Asia.

“India mahal, perekonomian China terpuruk, namun Indonesia dan Malaysia tidak memiliki masalah seperti itu. Mereka mungkin akan mendapatkan lebih banyak perhatian pada kuartal-kuartal mendatang,terutama Malaysia, mengingat besarnya potensi ledakan pusat data di negara tersebut, kata Nirgunan Tiruchelvam, analis di Aletheia Capital.

Adapun, Indonesia mendapat dampak positif dari disiplin fiskal dan pertumbuhan ekonominya, sementara Malaysia memanfaatkan gelombang kecerdasan buatan setelah meraup miliaran dolar dalam investasi pusat data. 

Ringgit dan Rupiah adalah mata uang dengan kinerja terbaik terhadap dolar pada bulan ini di antara 23 mata uang negara berkembang karena dana luar negeri juga meningkatkan kepemilikan obligasi negara.

Meski demikian, potensi kedua pasar Asia Tenggara tersebut dalam mempertahankan momentum masuknya dana asing ini masih harus dilihat lebih lanjut saat penurunan suku bunga yang akan dilakukan oleh Federal Reserve diperkirakan akan meningkatkan daya tarik pasar negara berkembang secara umum.

Gubernur The Fed, Jerome Powell dijadwalkan untuk menyampaikan pidato utama di Jackson Hole pada pukul 10 pagi waktu New York pada hari Jumat.

Saham-saham Indonesia dan rupiah melemah pada hari Kamis di tengah protes nasional terhadap beberapa usulan perubahan undang-undang pemilu, yang memaksa anggota parlemen untuk membatalkan rencana mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper