Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taruna Ikrar Jadi Kepala BPOM, Dapat PR Penguatan Industri Farmasi

Penguatan industri farmasi menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan BPOM di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar sebagai kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin (19/8/2024)/Dok. BPOM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar sebagai kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin (19/8/2024)/Dok. BPOM

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di bawah kepemimpinan baru Taruna Ikrar memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang mesti diatasi, salah satunya berkaitan dengan penguatan industri farmasi.

Adapun, Taruna Ikrar telah resmi mengemban tugas sebagai Kepala BPOM sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada Senin, (19/8/2024) dan dilanjutkan dengan serah terima jabatan (sertijab) oleh Plt Kepala BPOM L Rizka Andalucia. 

Mantan Plt Kepala BPOM menitipkan sejumlah program yang tengah diupayakan pihaknya yakni terkait WHO Listed Authority (WLA) guna menjadikan lembaga pengawas ini menjadi otoritas obat yang diakui setara negara-negara maju oleh WHO. 

"Titip jangan sampai gagal adalah WLA, BPOM ini akan menuju ke WHO Listed Authority artinya bahwa kita menjadi suatu otoritas obat yang kuat dan diakui setara dengan negara-negara maju oleh WHO," kata Rizka, Selasa (20/8/2024). 

Menurut Rizka, untuk mencapai hal tersebut BPOM harus melalui serangkaian persiapan dan akan memasuki masa asesmen pada Mei 2025 mendatang.

WLA menjadi penting untuk industri farmasi. Dengan masuknya BPOM dalam WLA, industri farmasi dalam negeri berpotensi mendapatkan dukungan di pasar global. 

"Karena pada umumnya, kalau suatu negara mengimpor produk obat dia akan menanyakan bagaimana regulatory authority-nya, kalau kuat mereka akan mudah menerima produk tersebut," ujarnya. 

Dalam hal ini, BPOM juga disebut telah mendapatkan dukungan pembiayaan sehingga benchmarking dalam pengajuan asesmen terkait regulasi obat. Rizka pun menitipkan dan meminta Taruna agar tidak gagal dalam mewujudkan WLA sehingga industri farmasi dapat meningkatkan daya saing. 

Selama ini, Rizka yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan dituntut untuk meningkatkan pertumbuhan industri farmasi. Kendati demikian, masih ada kendala terkait National Regulatory Authority (NRA) yang kurang kuat. 

"Bagaimana saya bisa meningkatkan pertumbuhan kalau nggak kuat NRA-nya, jadi kita sama-sama mengawal pertumbuhan investasi di bidang farmasi yang dalam 3 tahun terakhir ini tidak terlalu menggembirakan hanya sekitar 8% dibandingkan alkes yang pertumbuhannya sangat pesat," ujarnya. 

Dengan masuknya BPOM dalam WLA, dia optimistis pasar ekspor akan terdorong dan pertumbuhan industri farmasi kita juga makin meningkat dengan pesat. 

"Tentunya dengan berbagai bekal ilmu dan pengalaman bapak, saya yakin Bapak [Taruna Ikrar] dapat membawa BPOM lebih maju lagi," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper