Bisnis.com, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (15/8/2024) mengonfirmasi bahwa kasus infeksi virus cacar monyet atau mpox di Swedia terkait dengan wabah yang sedang berlangsung di Afrika. Ini menandai penyebaran pertama virus tersebut ke luar benua Afrika, hanya sehari setelah WHO menetapkan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global.
Pejabat kesehatan Swedia, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/8/2024) waktu setempat dalam konferensi pers menyatakakan individu yang terinfeksi virus mpox setelah berada di Afrika. Pasien terpapar virus mpox klade Ib yang merupakan varian baru yang lebih cepat menyebar. Disebutkan pasien tersebut saat ini tengah menjalani perawatan intensif.
Sementara itu, pejabat kesehatan dari Amerika Serikat dan Kanada melaporkan bahwa mereka belum mengidentifikasi kasus mpox di negara mereka.
Pada Rabu (14/8/2024), WHO mengumumkan bahwa wabah mpox di Afrika telah menyebar dari Republik Demokratik Kongo termasuk negara tetangga. Kasus ini kini ditingkatkan sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Klade Ib, varian virus yang memicu wabah saat ini, diyakini menyebabkan jenis mpox yang lebih serius dibandingkan dengan varian yang menyebabkan darurat kesehatan masyarakat pada tahun 2022.
Dalam laporan terpisah, Sania Nishtar, Kepala Eksekutif kelompok vaksin global Gavi, mengungkapkan bahwa organisasinya memiliki dana hingga US$500 juta yang dapat digunakan untuk membiayai penyediaan vaksin bagi negara-negara yang terdampak oleh wabah mpox yang meningkat di Afrika. Dana tersebut berasal dari dana "First Response" Gavi, yang dibentuk setelah pandemi Covid-19 untuk membantu negara-negara dengan sumber daya terbatas mengakses vaksin.
Gavi saat ini sedang menunggu permintaan resmi dari negara-negara yang terdampak serta persetujuan vaksin dari WHO sebelum dapat melanjutkan pembelian dan distribusi vaksin. WHO diperkirakan akan menyelesaikan evaluasi vaksin mpox pada September 2024.
Baca Juga
Selain itu, Gavi sedang dalam pembicaraan awal dengan produsen vaksin mpox yang banyak digunakan, termasuk Bavarian Nordic dan KM Biologics. Bavarian Nordic menyatakan bahwa mereka dapat memproduksi hingga 10 juta dosis vaksin mpox pada akhir tahun 2025, namun masih membutuhkan pembeli untuk dosis-dosis tersebut.
Meski demikian, hingga saat ini, Republik Demokratik Kongo, yang paling terdampak oleh wabah tersebut, belum mengajukan permintaan resmi untuk vaksin. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penundaan distribusi vaksin, selain proses hukum dan pengaturan rencana penyebaran vaksin.