Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperkirakan Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia berpotensi besar untuk kembali ke zona ekspansi dalam waktu dekat. Hal ini didorong oleh peningkatan signifikan pada impor bahan baku/penolong dan barang modal selama Juli 2024.
Hosianna Evalita Situmorang, Ekonom Bank Danamon Indonesia menyatakan pertumbuhan uang beredar yang baik serta indikator konsumsi yang kembali menunjukkan tren positif menjadi faktor pendorong utama perbaikan PMI Manufaktur. "Jika konsumsi naik, maka ada potensi sektor manufaktur juga meningkat, yang berarti potensi ekspansi semakin besar," ujar Hosianna kepada Bisnis pada Kamis (15/8/2024).
Dalam pemaparannya, Hosianna mencatat bahwa permintaan domestik untuk sepeda motor mengalami peningkatan sebesar 3,5% pada Juni 2024. Di sisi lain, permintaan untuk mobil roda empat mengalami kontraksi sebesar 11,8%, meskipun angka ini lebih baik dibandingkan dengan akhir tahun 2023 yang mencatat kontraksi sebesar 19,1%.
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa realisasi impor pada Juli 2024 mencapai US$21,74 miliar, naik 17,82% dibandingkan dengan Juni 2024. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan impor migas sebesar 8,78% dan nonmigas sebesar 19,76%. Hampir semua dari 10 golongan barang impor utama mencatatkan pertumbuhan, kecuali instrumen optik (HS 90).
Impor barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal masing-masing tumbuh sebesar 16,79%, 17,21%, dan 21,21% secara bulanan. Josua Pardede, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk., mengungkapkan bahwa lonjakan permintaan impor barang modal dan bahan baku kemungkinan besar didorong oleh berbagai investasi baru di Indonesia, meskipun terdapat ketidakpastian global dan risiko perlambatan ekonomi global.
Secara keseluruhan, kinerja impor menunjukkan permintaan domestik yang kuat pada Juli 2024, dengan peningkatan sebesar 17,52% secara bulanan dan 11,07% secara tahunan.
Baca Juga
Selain itu, survei PMI juga mencatat peningkatan Indeks Keyakinan Bisnis, yang mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap kinerja mereka dalam 12 bulan ke depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan harapannya agar PMI dapat segera kembali ke zona ekspansi, didukung oleh agregat permintaan yang positif, perbaikan konsumsi, serta investasi yang stabil.
"Ada harapan PMI tidak akan terlalu lama berada di bawah angka 50," tambah Sri Mulyani beberapa waktu lalu.