Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kubu Prabowo Bantah Target Pertumbuhan Ekonomi 8%, Melainkan 6% sampai 7%

Kubu Prabowo menyebut bahwa target pertumbuhan ekonomi pemerintahan selanjutnya ada di kisaran 6%—7%, bukan 8%.
Capres Prabowo Subianto (kiri) Capres dan cawapres nomer urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan sambutannya dihadapan para pendukungnya pada Pidato Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Capres Prabowo Subianto (kiri) Capres dan cawapres nomer urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan sambutannya dihadapan para pendukungnya pada Pidato Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad H. Wibowo membantah target pertumbuhan ekonomi pemerintahan presiden terpilih periode 2024—2029 Prabowo Subianto sebesar 8%, melainkan hanya 6% sampai dengan 7%.

Dradjad sendiri merupakan salah satu anggota tim penyusun visi-misi perekonomian pasangan Prabowo-Gibran. Dia merupakan anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

"Tidak pernah ada target 8%, targetnya 6%—7%," ujar Dradjad kepada Bisnis, dikutip pada Senin (12/8/2024).

Ekonom senior Indef ini meyakini, pertumbuhan ekonomi pemerintahan Prabowo ke depan bisa mencapai 6%—7% meski sedang terjadi perlambatan ekonomi dunia seperti yang diingatkan Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

Dradjad juga tidak menampik, IMF meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka 5,1% pada 2024—2029 atau periode pertama pemerintah Prabowo-Gibran. Meski demikian, dia tidak terlalu ambil pusing karena IMF kerap kali mengubah ramalannya.

Lagipula, sambungnya, ada tiga strategi utama yang disiapkan pemerintahan Pranowo nantinya untuk hadapi tantangan perlambatan ekonomi. Pertama, stimulus Keynesian dari APBN.

"Itu diwujudkan antara lain melalui program-program yang langsung dirasakan masyarakat dan sekaligus menjaga konsumsi rumah tangga. Selain itu, untuk membiayai program-program pro-bisnis seperti kebijakan pengadaan pemerintah, program-program pro ekspor, dan seterusnya," ungkap Dradjad.

Kedua, pemerintahan Prabowo ingin menciptakan ekosistem sedemikian rupa agar konsumsi rumah tangga terutama belanja kelas menengah bisa stabil bahkan tumbuh. Caranya, juga dengan stimulus Keynesian.

Kendati demikian, dia menekankan perlu bauran yang tepat di semua unsur kebijakan fiskal dan moneter. Apalagi, menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih punya ketergantungan super tinggi terhadap konsumsi.

Ketiga, deregulasi dengan memangkas berbagai peraturan kementerian/lembaga yang kontra produktif terhadap iklim berusaha dan investasi. Sayangnya, Dradjad tidak mencontohkan aturan yang dimaksud.

Sebagai informasi, Prabowo sendiri yang kerap menyatakan target pertumbuhan ekonominya sebesar 8%. Bahkan, dia meyakini angka tersebut bisa tercapai hanya dalam kurun waktu 2—3 tahun ke depan.

Prabowo mengakui sudah diskusi dengan para pakar ekonomi dan menghitung semua kemungkinan untuk genjot perekonomian Indonesia.

"Saya sangat yakin dan saya juga sudah berbicara dengan pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8%. Malah saya bertekad melampauinya," tutur Prabowo, medio Juli lalu.

Menurutnya, salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut adalah melalui kebijakan hilirisasi. Namun, dia meminta masyarakat bersabar karena dibutuhkan waktu beberapa tahun agar bisa mencapai hasil maksimal.

Dalam dokumen visi-misi pasangan Prabowo-Gibran yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), notabenenya memang tidak tertera target pertumbuhan 8%. Dalam dokumen tersebut, Prabowo-Gibran hanya menyatakan pertumbuhan ekonomi harus di angka 6%—7% mulai 2025 untuk mencapai mimpi Indonesia Emas 2045.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper