Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Ragu Janji Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo, Proyeksi Stagnan di 5,1%

International Monetary Fund (IMF) meramalkan pemerintahan presiden terpilih periode 2024—2029 Prabowo Subianto tidak akan mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Kantor Kementerian Pertahanan pada Jumat (19/4/2024)/Istimewa
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Kantor Kementerian Pertahanan pada Jumat (19/4/2024)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) meramalkan pemerintahan presiden terpilih periode 2024—2029 Prabowo Subianto tidak akan mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8% seperti janji kampanyenya. Ramalan tersebut diungkapkan dalam IMF Country Report No. 204/270.

Dalam laporan tersebut, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka 5,1% pada 2024 hingga 2029 alias periode pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.

Secara keseluruhan, IMF menilai kerangka kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan Indonesia telah memberikan landasan bagi stabilitas makro dan manfaat sosial. Kebijakan-kebijakan pemerintah dinilai berhasil fasilitasi pemulihan ekonomi dari guncangan global sejak 2020.

“Pertumbuhan Indonesia tetap kuat meskipun ada hambatan eksternal, inflasi rendah dan terkendali dengan baik, sektor keuangan tangguh, serta kebijakan umumnya sudah diambil secara teliti dan diarahkan untuk jadi penyangga,” tulis laporan IMF, dikutip Jumat (9/8/2024).

Oleh sebab itu, IMF meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif di angka 5,1% dalam jangka menengah meski di tengah kondisi ketidakpastian global.

Lembaga keuangan di bawah Bank Dunia itu melihat inflasi akan tetap terkendali. Ekspor sektor riil akan tumbuh lebih lambat, namun impor akan pulih sejalan dengan dinamika permintaan domestik.

Meski demikian, IMF juga mengingatkan sejumlah tantangan yang harus diantisipasi pemerintahan ke depan terutama akibat dinamika geopolitik yang belum akan pulih.

“Volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Indonesia, atau dampak dari suku bunga kebijakan yang tinggi dan berjangka panjang di negara-negara maju merupakan risiko eksternal yang penting diperhatikan,” simpul IMF.

Sebelumnya, Prabowo sudah kerap menyatakan optimismenya atas target pertumbuhan ekonomi 8%. Bahkan, dia meyakini angka tersebut bisa tercapai hanya dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan.

Prabowo mengakui sudah diskusi dengan para pakar ekonomi dan menghitung semua kemungkinan untuk genjot perekonomian Indonesia.

"Saya sangat yakin dan saya juga sudah berbicara dengan pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8%. Malah saya bertekad melampauinya," tutur Prabowo beberapa waktu lalu.

Menurutnya, salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut adalah melalui kebijakan hilirisasi. Namun, dia meminta masyarakat bersabar karena dibutuhkan waktu beberapa tahun agar bisa mencapai hasil maksimal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper