Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga: Perundingan Indonesia-EU CEPA Ditargetkan Rampung Oktober 2024

Pemerintah menargetkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia - EU CEPA) rampung sebelum Oktober 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (5/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (5/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menargetkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia - EU CEPA) bakal rampung sebelum Oktober 2024. 

Dia menekankan bahwa telah menginstruksikan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait agar memberikan negosiasi final (finale negotiate) agar perundingan tersebut dapat rampung sebelum masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.

Hal ini dia sampaikan usai menemui dan memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/8/2024).

“Saya minta seluruh K/L memberikan final negotiate ini karena Eropa memberikan konsesi, maka kita juga berikan konsesi. Targetnya IEU-CEPA bisa diselesaikan perundingannya sebelum Oktober nanti. Sekarang sudah 19 ronde perundingan dan sudah tinggal chief negotiator-nya saja,” ujarnya.

Lebih lanjut, Airlangga menekankan bahwa Kepala Negara pun meminta agar perundingan tersebut dapat terus dikawal. Bahkan, orang nomor satu di Indonesia itu mendorong agar Direktorat Jendral (Dirjen) yang bersangkutan agar dapat dihadirkan ke Istana untuk mempercepat setiap persoalan yang berpotensi terjadi ke depan.

"Tadi saya laporkan presiden tiap minggu saya ikuti, dan tiap ada ganjalan kita selesaikan. Presiden minta kalau ada yang mengganjal bawa sama dirjennya aja dibawa ke Istana," ujar Airlangga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) bersama jajarannya di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (13/7/2023). Dalam ratas itu dibahas mengenai penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia - EU CEPA). 

Dalam keterangannya, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa lima isu strategis perlu untuk segera diselesaikan agar perundingan Indonesia - EU CEPA dapat rampung akhir tahun ini.

"Diharapkan kalau lima isu ini bisa selesai maka di akhir tahun ini Indonesia - EU CEPA bisa diselesaikan. Tinggal satu perundingan lagi," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (13/7/2023).

Airlangga menjelaskan, isu strategis pertama yang dibahas yaitu mengenai belanja atau pembelian pemerintah. Menurut Menko, Uni Eropa meminta agar Indonesia melakukan belanja pemerintah secara terbuka.

"Indonesia mengusulkan bahwa kita akan menyiapkan positive list mana yang kita bisa berikan untuk akses internasional,” lanjutnya.

Selanjutnya, terkait isu mengenai badan usaha milik negara (BUMN), Airlangga menuturkan bahwa posisi BUMN Indonesia saat ini ada yang mendapatkan penugasan khusus dan tidak. Dalam Indonesia - EU CEPA, Airlangga menuturkan bahwa BUMN dipertimbangkan untuk diberikan akses yang bersifat komersial. 

"Untuk yang bersifat komersial berdasarkan business to business. Nah, ini sedang dalam perundingan juga. Jadi artinya kita memberikan akses kepada BUMN yang sifatnya komersial," imbuhnya.

Sementara itu, terkait bea keluar, Airlangga menyebut bahwa Indonesia tetap mengembangkan industri dalam negeri, sehingga tidak akan melepaskan bea keluar.

Kemudian, terkait standardisasi produk berwawasan lingkungan, Indonesia meminta Eropa untuk membuka pasar lebih besar dalam hal tersebut.

"Nah di sini Indonesia menekankan bahwa pentingnya standardisasi seperti untuk furniture SVLK, untuk kelapa sawit ISPO atau RSPO," katanya.

Terakhir, mengenai isu strategis mengenai penyelesaian perselisihan investasi, Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia mendorong agar penyelesaian perselisihan tersebut mengacu pada The International Centre of Settlement of Investment Disputes (ICSID).

"Jadi kita tetap berkeras bahwa penyelesaian berbasis ICSID itu yang paling tepat untuk kita," pungkas Airlangga.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper