Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal II/2024 tetap Terjaga

Menkeu Sri Mulyani Indrawati memastikan stabilitas sistem keuangan pada kuartal kedua 2024 tetap terjaga di tengah berbagai risiko global yang masih tinggi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat Launching dan Sosialisasi Implementasi Komoditas Nikel dan Timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (SIMBARA) di Jakarta, Senin (22/7/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan stabilitas sistem keuangan pada kuartal kedua 2024 tetap terjaga di tengah berbagai risiko global yang masih tinggi.

Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024, Jumat (2/7/2024).

“Stabilitas sistem keuangan pada kuartal II/2024 tetap terjaga di tengah peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan juga seiring dengan ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik yang masih tinggi,” katanya.

Sri Mulyani mengatakan, tekanan dari sisi global saat ini mulai terpantau sedikit mereda, tapi KSSK melihat bahwa berbagai risiko yang berkembang perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depan.

Dia menjelaskan, ketidakpastian pasar keu global masih tinggi, di tengah pertumbuhan ekonomi dunia cenderung lemah meski relatif stabil.

Hal ini sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook edisi Juli 2024 yang memperkirakan pertumbuhan global tahun ini akan mencapai 3,2%.

Sri Mulyani mengatakan, perkiraan tingkat pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 yang sebesar 3,2%.

“Ini outlooknya 3,2% berarti pertumbuhan ekonomi dunia masih stagnan lemah dan bahkan lebih lemah dibandingkan tahun lalu yang dianggap sebagai tahun yang sudah stagnan lemah,” jelas Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper