Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai tukar petani atau NTP mencapai 119,61 pada Juli 2024 atau naik sebesar 0,70% dibanding bulan sebelumnya.
Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, meningkatnya NTP pada Juli 2024 lantaran indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,31%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani alami penurunan 0,39%.
“Komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani nasional adalah gabah, cabai rawit, kelapa sawit, dan kopi,” ungkap Amalia dalam Rilis BPS, Kamis (1/8/2024).
Lebih lanjut Amalia menuturkan, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan. BPS mencatat, NTP subsektor tanaman pangan mencapai 108,32 atau naik sebesar 2,00% dibanding bulan sebelumnya.
Meningkatnya NTP subsektor tanaman pangan ini terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani naik 1,60%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,39%. Komoditas yang secara dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah gabah dan kacang tanah.
Sementara itu, BPS mencatat bahwa penurunan NTP terdalam terjadi pada subsektor hortikultura yang turun sebesar 4,16%. Amalia menyampaikan, penurunan ini terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani turun sebesar 4,46%, lebih dalam dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani yang tercatat turun 0,31%.
Baca Juga
Komoditas yang dominan memengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani yakni bawang merah, cabai merah, tomat, dan kol/kubis.
“Hal ini karena seiring dengan harga bawang merah, cabai merah, tomat, kol/kubis yang mengalami penurunan,” ujarnya.
Di sisi lain, BPS melaporkan bahwa nilai tukar usaha petani pada Juli 2024 mencapai 122,25 pada Juli 2024 atau naik 0,29% dibanding bulan sebelumnya.
Amalia menyebut, kenaikan NTUP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani naik 0,31% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal mengalami kenaikan sebesar 0,02%.
Adapun peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 1,53%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada subsektor hortikultura yang turun sebesar 4,32%.