Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Prospek Tambang Logam Tanah Jarang di Mamuju Diusulkan Jadi WIUP

Badan Geologi Kementerian ESDM mengusulkan penetapan dua prospek tambang logam tanah jarang menjadi wilayah izin usaha pertambangan (WIUP).
Sampel mineral tanah jarang dari kiri: Cerium oksida, Bastnaesite, Neodymium oksida dan Lantanum karbonat di fasilitas Mountain Pass Rare Earth milik Molycorp di Mountain Pass, California, 29 Juni 2015. REUTERS/David Becker
Sampel mineral tanah jarang dari kiri: Cerium oksida, Bastnaesite, Neodymium oksida dan Lantanum karbonat di fasilitas Mountain Pass Rare Earth milik Molycorp di Mountain Pass, California, 29 Juni 2015. REUTERS/David Becker

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan penetapan dua prospek tambang logam tanah jarang (LTJ) di Mamuju, Sulawesi Tengah menjadi wilayah izin usaha pertambangan (WIUP).

Ketua Tim Kerja Keprospekan dan Evaluasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM Moehammad Awaluddin menyampaikan bahwa saat ini usulan tersebut sudah disampaikan ke Menteri ESDM Arifin Tasrif.

“Ini dua blok yang kami usulkan oleh Pak Kaban [Kepala Badan Geologi] ke Menteri untuk LTJ di daerah Mamuju,” kata Awaluddin dalam acara Kolokium PSDMBP, Kamis (1/8/2024).

Usulan dua blok LTJ ini tertuang dalam Nota Dinas Badan Geologi Kementerian ESDM No. 2/GL.03/BGL/2024 tanggal 3 Januari 2024.

Dua blok yang dimaksud adalah Blok Takandeang dan Botteng. Untuk Blok Takandeang memiliki luas lahan sebesar 3.740 hektare (ha).

Dari lahan tersebut, pihak PSDMBP memperkirakan kandungan logam tanah jarang hingga 6.012,32 ppm pada sempel tanah dan hingga 3.346,52 ppm untuk sampel batuan.

Kemudian, untuk Blok Botteng memiliki luas lahan sebesar 3.715 ha. Blok ini diperkirakan memiliki kandungan logam tanah jarang hingga 4.803,99 ppm pada sempel tanah dan hingga 2.163,43 ppm untuk sampel batuan.

Dari materi yang sajikan, Awaluddin menjelaskan bahwa pada tahun 2022 dan 2023 telah dilakukan penyelidikan mineral dengan komoditas logam tanah jarang di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. 

Dari hasil kegiatan tersebut potensi logam tanah jarang yang ada di Kabupaten Mamaju memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.

Lalu, apa itu logam tanah jarang ?

Logam tanah jarang adalah sekelompok 17 unsur yang digunakan dalam produk. Contohnya, seperti laser, peralatan militer, magnet dalam kendaraan listrik, turbin angin, dan elektronik konsumen seperti smartphone. 

Dapat diketahui 17 unsur tersebut termasuk dengan lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, disprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, lutetium, skandium, yttrium.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper