Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkapkan bahwa isu turun kelas para masyarakat kelas menengah tidaklah benar.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menuturkan bahwa yang terjadi di lapangan adanya shifting alias tren pergeseran pekerja formal menjadi pekerja-pekerja informal.
“Mungkin buat saya terjadi migrasi dari mereka yang kerja-kerja formal, [menjadi] UMKM, bekerja sendiri, self-employee,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).
Secara umum, Suharso menekankan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) secara persentase tercatat turun per Februari 2024 menjadi 4,82%, dari periode Februari 2023 yang sebesar 5,45%.
Sementara pergeseran pekerjaan ini, salah satunya akibat kondisi pandemi Covid-19 lalu memunculkan tren bekerja dari rumah alias work from home (WFH).
Dirinya mencontohkan, banyak anak-anak Indonesia yang mendapatkan pekerjaan dari perusahaan besar di luar negeri seperti Amerika, sehingga memutuskan untuk keluar dari perusahaan-perusahaan Indonesia.
Baca Juga
Menurutnya, data migrasi pekerjaan ini belum tercatat atau teregistrasi oleh BPS. Suharso mengamini, bahwa pemerintah pun belum mendata dengan baik terkait masyarakat yang bekerja secara self-employee. “BPS lagi ngulikin di situ. Sekarang dikritik bahwa dari kelas nyaman menjadi makan,” tuturnya.
Pekerja informal ini, Suharso menilai lebih identik dengan pekerjaan yang berhubungan dengan digital, maupun talent-talent tertentu.
“Bukan berarti kemudian mereka jatuh miskin karena yang kelas yang miskin pun tidak naik signifikan. Sementara kemiskinan ekstrem turun,” tuturnya.
Pada kesempatan berbeda, Manajer Riset dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai pekerja informal memang menjadi tantangan bagi pemerintah, utamanya dalam soal penerimaan pajak.
Pasalnya, Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi (OP) memiliki upah atau penghasilan lebih kecil dari pekerja formal, yang otomatis berpengaruh terhadap besaran pengeluarannya.
“Inilah yang diduga menjadi alasan banyak penduduk indonesia yang turun kelas dari middle class menjadi aspiring middle-class,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (30/7/2024).