Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Investasi/BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing baru akan masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN) usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) rampung menjabat.
Bahlil menjelaskan, investor asing dipastikan bakal masuk usai pembangunan infrastruktur dasar tahap pertama rampung dilaksanakan pada September 2024.
“Konstruksi [investasi asing] saya pikir di atas bulan Oktober, karena kan sekarang infrastruktur dasarnya yang kita akan bangun dulu kan. Kemarin Pak Basuki menyampaikan bahwa infrastruktur dasarnya ini rata-rata akan sesai di bulan September, Oktober, November,” kata Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Bahlil menegaskan, hal itu dilakukan sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengutamakan minat investasi penanam modal dalam negeri (PMDN) di IKN.
Menurutnya, apabila investasi dari para investor lokal sudah mulai subur di IKN, barulah pemerintah bakal mengebut realisasi investasi asing di megaproyek senilai Rp466 triliun tersebut.
“Saya jujur mengatakan di klaster pertama kita fokuskan ke PMDN, klaster kedua baru masuk asing,” ujarnya.
Baca Juga
Kendati demikian, Bahlil memastikan telah terdapat sejumlah perusahaan asing yang mengantre hendak investasi di IKN. Namun, dia masih enggan menjelaskan lebih detil terkait asal negara para calon investor asing tersebut. Dia hanya menyebut perusahaan asing tersebut berasal dari Kawasan Eropa, Asia, dan beberapa negara Asia Tenggara.
“Saya tak sebut Negara, yang jelas Eropa ada, Kawasan Asia ada, Asean ada,” pungkasnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono sempat mengungkap nasib investasi asing di IKN yang hingga saat ini masih nihil.
Basuki menyebut masih nihilnya realisasi investasi asing di IKN disebabkan karena pemerintah masih mencari sejumlah kesepakatan dengan para badan usaha.
Salah satu yang dibahas yaitu mengenai pengembalian investasi atau Intrenal Rate of Return (IRR) yang diminta masih cukup tinggi di atas 12%.
“Sampai sekarang, yang surat ada beberapa yang baru menunjukkan interest saja. Sekarang lagi dibahas Pak Agung (Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN) untuk detailnya. Kalau IRR biasanya sama saja mau asing mau nasional kalau IRR di atas 12% pasti menarik,” imbuhnya.
Adapun, berdasarkan catatan Bisnis.com sejumlah investor asing yang telah menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di IKN umumnya melirik kerja sama pada sektor hunian. Setidaknya terdapat 3 calon investor asing yang paling santer disebut komitmennya untuk membangun 90 rumah susun (rusun) di IKN dalam waktu dekat.
Perinciannya, satu Perusahaan asal China yakni Citic Construction dan dua Perusahaan properti asal Malaysia yakni Maxim dan IJM. Citic Construction yang juga tergabung dalam Konsorsium Nusantara bersama dengan PT Risjadson Brunsfield Nusantara akan membangun sebanyak 60 tower rusun untuk Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Sementara itu konsorsium Nusantara tersebut dilaporkan berkomitmen membangun 60 tower rusun dengan nilai investasi sebesar Rp30,8 triliun.
Selanjutnya, ada pula perusahaan properti asal Malaysia yakni IJM Corporation Berhad juga diketahui bakal membangun 20 tower hunian ASN di IKN dan Maxim Properties akan membangun 10 tower hunian ASN.