Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, potensi kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik atau (electric vehicle/EV) lithium ferro phosphate (LFP) masih terus dijajaki.
Luhut menyampaikan, potensi kerja sama ini nantinya mencakup studi yang akan dilakukan bersama dengan China.
“Ya jalan, masih, sekarang saya kira risetnya kita ingin melakukan bersama dengan mereka,” kata Luhut saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
Di sisi lain, Luhut mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan area yang bakal digunakan sebagai pusat riset baterai di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Pusat riset ini akan digunakan sebagai kajian guna menjadikan Indonesia sebagai pemimpin di industri baterai kendaraan listrik.
“[Hal] yang sampaikan tadi kita sedang menyiapkan area untuk special research center, special zone di daerah Morowali,” ujarnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah ikut mendorong kerja sama pengembangan baterai berbasis besi atau LFP bersama dengan pabrikan China.
“Kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok dan lithium baterai kita kembangkan dengan Tiongkok dan lain-lain,” kata Luhut lewat keterangan video dikutip Kamis (25/1/2024).
Saat ini, kata Luhut, fokus baterai yang dikembangkan Indonesia, nickel mangan cobalt (NMC) sudah bisa didaur ulang atau masuk ke tahap recyle. Sementara itu, baterai berbasis besi atau LFP belum mampu didaur ulang.
“Tapi ingat lithium baterai bisa didaur ulang, tapi LFP tidak bisa didaur ulang sampai hari ini,” ujarnya.