Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan LFP atau Nikel, Australia Kembangkan Baterai Masa Depan dari Garam

Baterai berbasis senyawa garam dapat menjadi alternatif baterai jenis lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC).
Penampakan proyek Smart Sodium Storage System (S4) atau baterai sodium-ion yang dikembangkan oleh Universitas Wollonggong Australia/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova
Penampakan proyek Smart Sodium Storage System (S4) atau baterai sodium-ion yang dikembangkan oleh Universitas Wollonggong Australia/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, SYDNEY - Berbagai inovasi teknologi baterai terus dikembangkan di tengah meningkatnya tren penggunaan kendaraan listrik.

Salah satu inovasi baterai yang dapat menjadi alternatif penggunaan baterai jenis lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC) adalah baterai sodium-ion. Baterai berbasis senyawa garam tersebut turut dikembangkan oleh Universitas Wollonggong Australia.

Direktur Energy Futures Network Universitas Wollonggong Australia Ty Christopher mengatakan, baterai sodium-ion memiliki potensi yang menjanjikan untuk menyaingi popularitas penggunaan litium sebagai material baterai.

"Jadi ini masih dalam tahap penelitian, tapi sangat menjanjikan. Tentu saja saya berharap suatu hari nanti, kita tidak perlu bergantung pada litium," ujar Christopher saat Bisnis berkesempatan mengunjungi University of Wollonggong Innovation Campus, New South Wales, baru-baru ini.

Menurutnya, baterai sodium-ion memiliki keunggulan dari sisi harga yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan baterai berbasis litium. Selain itu, ketersediaan bahan baku baterai sodium-ion juga sangat melimpah di Bumi.

"Jika kamu ingin menggunakan sodium, ada tangki sodium dalam jumlah yang sangat besar. Namanya, Samudra Pasifik," selorohnya.

Sayangnya, kata Christopher, baterai sodium-ion masih kalah efisien dibandingkan baterai berbasis litium. Kepadatan energinya relatif rendah sehingga belum dijadikan pilihan sebagai material baterai kendaraan listrik.

"Masalahnya, litium sangat bagus dalam hal menyimpan kepadatan, sementara efisiensi sodium hanya setengahnya dari litium. Orang kalau membeli mobil listrik yang mereka inginkan adalah jarak tempuh yang lebih jauh, bukan setengahnya," imbuhnya.

Oleh karena itu, dia menuturkan, teknologi baterai sodium-ion masih perlu disempurnakan lebih lanjut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper