Bisnis.com, JAKARTA — Investasi dan pengembangan proyek baterai kendaraan listrik berbasis nikel di Indonesia diyakini masih prospektif kendati sebagian pabrikan otomotif mulai mengadopsi material alternatif, yakni berbasis besi atau lithium ferro phosphate (LFP).
Deputi Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, pasar baterai, baik jenis nickel manganese cobalt (NMC) maupun LFP, saat ini masih terbuka lebar lantaran industri kendaraan listrik belum mapan terbentuk.