Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) melihat perlu adanya investasi pada sektor logistik guna memanfaatkan batu bara yang berkelanjutan di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
Berdasarkan data dari Dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan, produksi batubara di Sumatera Selatan pada tahun 2023 mencapai 105,8 juta ton.
Sekretaris Jenderal APBI, Haryanto Damanik mengatakan, pemanfaatan batu bara di Sumsel sangat bertumpu pada pengembangan jalur logistik. Sehingga, investasi untuk ekspansi jalan darat atau air perlu dilirik oleh para pelaku usaha.
"Tentunya sektor logistik ini juga menjadi peluang investasi yang menarik ke depan dalam menunjang produktivitas perusahaan pertambangan batu bara," kata Haryanto dalam keteranganya, Jumat (26/7/2024).
Selain itu, Haryanto mengatakan pengelolaan lingkungan pada operasi pertambangan menjadi salah satu parameter untuk mengukur keberlanjutan. Sejauh ini, capaian reklamasi pascatambang di Sumsel terbukti telah mengalami pertumbuhan.
"Peran perusahaan pertambangan dalam melakukan pengelolaan lingkungan yang baik sudah terbukti dengan capaian reklamasi pascatambang yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” ucapnya.
Baca Juga
Di sisi lain, VP Corporate Planning PT Kereta Api Logistik Sitti Choiriah menjelaskan, pengangkutan batu bara dengan moda kereta api di Sumsel tercatat mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun 2021, PT Kereta Api mencatatkan capaian pengangkutan batu bara sebesar 38,3 juta ton, kemudian pada tahun 2022 sebesar 45,4 juta ton, dan pada 2023 sebesar 49 juta ton.
Angka tersebut ditargetkan bakal meningkat seiring investasi yang kini digelontorkan oleh PT Kereta Api. Rencananya pada 2027, pengangkutan batu bara ditargetkan bakal melompat jadi 85 juta ton.
Keputusan investasi pengembangan jalur kereta digulirkan untuk menjawab tantangan pengangkutan melalui jalur darat.
“Peningkatan produksi batu bara harus memastikan kesiapan pengangkutan. Sesuai arahan tidak mengganggu transportasi darat,” ujarnya.