Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dari 38 provinsi di Indonesia, Jakarta sudah lolos dari jebakan kelas menengah atau middle income trap, dengan PDRB per kapita yang mencapai US$21.000.
Selain itu, Kalimantan Timur juga telah berhasil keluar dari middle income trap dan menjadi daerah dengan pendapatan tinggi, dengan PDRB per kapita mencapai US$14.000.
“Jadi kalau melihat bagaimana Indonesia lolos middle income trap, ya lihat Jakarta,” katanya, dikutip Rabu (24/7/2024).
Airlangga mengatakan, untuk bisa menjadi negara berpendapatan tinggi atau high income country pada 2045, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 7% hingga 8%.
Hal ini juga, kata dia, sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto hingga maksimal 8%.
“Kita menghadapi tantangan agar pertumbuhan kita dalam rentang 6% hingga 7% ke depan. Tapi, pemerintah sudah memiliki perencanaan untuk bisa lepas dari middle income trap [jebakan kelas menengah],” katanya.
Menurut Airlangga, pendapatan per kapita Indonesia saat ini sebesar US$5000. Pemerintah menargetkan pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai US$26.000 hingga US$30.000 pada 2045.
“Kalau kita lolos middle income trap, artinya kita sekarang berpenduduk sekitar 270 juta dengan pendapatan per kapita sekitar US$5.000, nanti pada 2045 kita berharap penduduk kita mencapai 320 juta dengan pendapatan per kapita antara US$26.000 hingga US$30.000,” jelasnya.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa peningkatan pendapatan nasional bruto/GNI per kapita hingga 2029, atau periode pemerintahan Presiden terpilih Prabowo, akan menjadi penentuan Indonesia bisa menjadi negara maju.
“Kegelisahan kita, apakah kita akan lolos dari middle income trap atau tidak, kan itu pertanyaan besar kita di depan. Karena kalau kita tidak aware, kita lewat,” katanya.
Suharso menjelaskan, untuk bisa menjadi negara maju pada 2045, GNI per kapita Indonesia harus mencapai US$26.000.
Sementara pada 2025, GNI per kapita Indonesia ditargetkan bisa mencapai kisaran US$5.500 hingga US$5.520, dengan perkiraan penduduk mencapai 284,4 juta jiwa. GNI per kapita tersebut, kata Suharso, harus bisa terus ditingkatkan hingga mencapai minimal US$7.500 pada akhir 2029.