Bisnis.com, JAKARTA - Kontestasi Pilpres AS 2024 telah berlangsung panas sejak debat perdana pada Juni 2024. Berbeda dengan periode sebelumnya, terjadi berbagai 'drama' pesta politik lima tahunan tersebut. Mulai dari penembakan Donald Trump hingga mundurnya Joe Biden dari pencalonannya di pemilihan umum.
Banyak peristiwa yang telah berlangsung dari Pilpres AS 2024 dalam perebutan kursi Kepresidenan antara Joe Biden dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik. Persaingan diantara keduanya telah berlangsung dengan panas dan menjadi sorotan miliaran pasang mata di seluruh dunia.
Berdasarkan jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada awal Januari 2024 juga menunjukkan bahwa keduanya tampak seri, mencerminkan memulai tahun pemilu dengan persaingan dengan ketat.
Sederet Drama Pilpres AS 2024
Lantas, apa saja ‘drama’ yang telah terjadi dalam persaingan antara keduanya, yang juga telah menjadi perhatian masyarakat AS dan dunia?
1. Duel Joe Biden vs Trump Jilid 2
Usai debat perdana pada Juni 2024 lalu, terdapat persaingan dari hasil penampilan antara keduanya. Analis Partai Demokrat yang bekerja pada kampanye Biden pada 2020 menyebutnya sebagai bencana.
Biden kemudian berjanji mengalahkan Trump pada November mendatang. Ia tidak memberikan tanda-tanda untuk mempertimbangkan keluar dari persaingan setelah penampilan debat yang kurang baik.
”Saya tidak berjalan semudah dulu, saya tidak berbicara selancar dulu, saya tidak berdebat sebaik dulu. Saya tidak akan mencalonkan diri lagi jika saya tidak percaya dengan sepenuh hati dan jiwa bahwa saya bisa melakukan pekerjaan ini. Taruhannya terlalu tinggi," kata Biden, dikutip dari Reuters.
Penampilan yang ‘goyah’ tersebut kemudian mengancam kampanye Biden dan memicu serangan dari Partai Republik. Trump kemudian memanfaatkan kesalahan Biden.
“Saya benar-benar tidak tahu apa yang dia katakan mengenai hal ini, dan saya rasa dia juga tidak tahu apa yang dia katakan,” jelas Trump, dikutip dari Bloomberg.
2. Penembakan Donald Trump
Donald Trump pada Sabtu (13/7) tertembak saat melakukan kampanye di Butler, Pennsylvania. Peluru tembakan tersebut telah mengenai telinga Trump sehingga membuatnya bercucuran darah.
Ia kemudian terlihat meringis dan mengepalkan tinju ke udara sebelum meninggalkan panggung tempat ia berpidato, dan berteriak “Lawan! Lawan! Lawan!"
Trump kemudian hadir pada malam pertama Konvensi Nasional Partai Republik pada Selasa (16/7) sambil menerima tepuk tangan meriah dari para pendukungnya. Ia tampil dengan perban tebal yang menutupi satu sisi telinganya.
Upaya penembakan Trump kemudian dengan segera mengubah dinamika kampanye presidensial. Usai peristiwa penembakkan tersebut, Biden juga berupaya untuk meredakan ketegangan.
“Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini,” jelas Biden dalam pidato di Gedung Putih pada Minggu (14/7) dan dikutip dari Reuters.
3. Joe Biden Terkena Covid
Tak lama setelah insiden penembakan Donald Trump, Joe Biden kembali dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan. Ia kemudian terpaksa membatalkan pidatonya di Las Vegas dan berencana untuk kembali ke Delaware.
“[Presiden Joe Biden berencana kembali ke Delaware] di mana ia akan mengisolasi diri dan akan terus menjalankan semua tugasnya secara penuh selama waktu tersebut,” jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg.
Biden yang tidak menggunakan masker mengacungkan jempol kepada wartawan dan menurutkan bahwa ia merasa baik-baik saja, sebelum menaiki Air Force One beberapa menit setelah diagnosisnya diumumkan. Joe Biden tampak berjalan perlahan menaiki tangga, saat menaiki pesawat Kepresidenan AS.
Kala Biden menjalani isolasi di rumah liburannya di Rehoboth Beach, Delaware, The New York Times pada Kamis waktu setempat (18/7) kemudian melaporkan bahwa Biden mulai menerima gagasan bahwa dirinya mungkin tidak dapat memenangkan pilpres pada 5 November 2024 nanti dan harus keluar dari pencalonan.
CBS News pada Jumat (19/7) juga melaporkan bahwa dua anggota senior demokrat, yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menuturkan bahwa mereka yakin Presiden AS Joe Biden meninggalkan pilpres dalam tiga hingga lima hari.
4. Joe Biden Mundur dari Pencalonan
Secara mengejutkan, Biden kemudian mundur dari Pilpres AS 2024 dengan mengumumkan pernyataan resmi di media sosial X pada Senin (22/7) pukul 01.13 waktu setempat.
Biden kemudian juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rakyat AS karena berhasil mengatasi pandemi yang terjadi sekali dalam satu abad dan krisis ekonomi terburuk sejak Depresi Besar (The Great Depression).
Ia juga berpendapat bahwa warga Negeri Paman Sam telah melindungi dan mempertahankan demokrasi, merevitalisasi dan memperkuat aliansi AS di seluruh dunia.
"Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani sebagai Presiden Anda. Dan meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya percaya bahwa ini adalah kepentingan terbaik bagi partai saya dan negara bagi saya untuk mundur dan hanya berfokus pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," pungkas Biden.
My fellow Democrats, I have decided not to accept the nomination and to focus all my energies on my duties as President for the remainder of my term. My very first decision as the party nominee in 2020 was to pick Kamala Harris as my Vice President. And it’s been the best… pic.twitter.com/x8DnvuImJV
— Joe Biden (@JoeBiden) July 21, 2024
5. Kamala Harris vs Donald Trum
Wakil Presiden AS Kamala Harris mendapat dukungan langsung dari Joe Biden untuk menggantikan dirinya di ajang Pilpres AS 2024. kemudian Kamala menjadi sosok yang kuat dari Partai Demokrat untuk mengalahkan Trump.
Dia merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden AS Joe Biden.
"Niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan Pilpres AS. Saya akan melakukan segalanya dengan kekuatan saya untuk menyatukan Partai Demokrat , dan menyatukan bangsa kit, untuk mengalahkan Donald Trump," ujar Kamala dalam keterangan resmi dikutip dari Bloomberg, Senin (22/7/2024).
Menurut seseorang yang mengetahui dan berbicara tanpa menyebut nama, tim kampanye Kamala Harris telah mulai untuk menghubungi para delegasi untuk menopang dukungan mereka menjelang pemungutan suara virtual untuk menominasikan kandidat secara resmi pada Agustus 2024.
"Niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan Pilpres AS. Saya akan melakukan segalanya dengan kekuatan saya untuk menyatukan Partai Demokrat , dan menyatukan bangsa kit, untuk mengalahkan Donald Trump," terang Kamala dalam keterangan resmi dikutip dari Bloomberg.
Di lain sisi, Trump mengatakan pada Minggu (21/7) bahwa Harris akan lebih mudah dikalahkan dalam pemilihan November 2024 nanti dibandingkan Biden.