Bisnis.com, JAKARTA - Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan minat investasi di proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) terus menunjukkan perkembangan yang positif.
Dalam laporan terbarunya, OIKN mencatat surat minat investasi atau letter of intent (LoI) hingga 18 Juli 2024 telah menembus 424 surat.
Hal tersebut dinilai mencerminkan minat tinggi dari investor, termasuk investor asing hingga menegaskan daya tarik IKN di kancah global.
Dalam rangka terus mempercepat realisasi investasi itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono menuturkan pihaknya bakal serius menggarap Nusantara Financial Center demi menarik minat investasi di IKN.
Adapun, pengembangan Nusantara Financial Center bakal menggandeng Dubai International Financial Centre (DIFC), pusat keuangan global terkemuka di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan (MEASA), sebagaimana telah disepakati dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah ditanda tangani di Dubai pada Selasa (16/7/2024).
"Kerja sama kami dengan DIFC akan memainkan peran krusial dalam menciptakan lingkungan investasi yang menarik, mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan berkontribusi pada lanskap keuangan global," kata Basuki, dikutip Jumat (19/7/2024).
Baca Juga
Sementara itu, sebelumnya Basuki juga sempat mengungkap komitmennya untuk mempercepat realisasi investasi di IKN.
Terbaru, dia menuturkan bakal menggelar seremoni groundbreaking investasi tahap 7 dalam waktu dekat yang bakal diikuti oleh 5 perusahaan.
“Kelihatannya ada [akhir bulan ini atau awal Agustus] tapi tidak banyak, karena mau ada 17-an jadi kita fokus di kelengkapannya dulu,” tuturnya saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR.
Basuki memberikan bocoran, perusahaan yang bakal menggelar groundbreaking itu berasal dari berbagai sektor. Salah satunya, sektor industri perbankan yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Namun demikian, Basuki tidak mengungkap secara gamblang berapa proyeksi nilai investasi yang bakal terparkir ke IKN pada seremoni groundbreaking investasi tahap 7 mendatang.
“Nilai investasinya belum tahu, salah satunya BCA, yang lainnya saya belum tahu. Kalau tidak akhir bulan ini, awal Agustus [groundbreakingnya],” pungkasnya.
Adapun, hingga periode Juni 2024, total investasi yang telah terparkir di IKN tercatat telah mencapai Rp51,3 triliun. Angka tersebut masih terbilang jauh dari target yang ditetapkan hingga akhir 2024 tembus Rp100 triliun.