Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, total nilai impor komoditas Israel ke Indonesia pada Juni 2024 mengalami penurunan sekitar 54% dibandingkan Mei 2024.
“Impor asal Israel kecil sekali dibandingkan dengan total impor, bahkan turun sekitar 54% dibanding bulan lalu,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (15/7/2024).
Berdasarkan data BPS yang diperoleh Bisnis, total impor barang asal Israel mencapai US$2,76 juta pada Juni 2024. Angka tersebut turun 53,6% dibandingkan Mei 2024 yang mencapai US$5,97 juta.
Secara tahunan, total nilai impor barang mengalami peningkatan sebesar 82% dari Juni 2023 yang tercatat US$1,51 juta.
Lantas, komoditas apa saja yang paling banyak diimpor dari Israel pada Juni 2024? Komoditas mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS 85 menempati posisi pertama dengan total nilai impor mencapai US$889.213 pada Juni 2024.
Nilai tersebut merosot sekitar 77% dibanding Mei 2024 yang mencapai US$3,86 juta. Secara tahunan, nilai impor HS 85 mengalami peningkatan sebesar 202% dari Juni 2023 US$293.480.
Baca Juga
Selanjutnya, komoditas instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis. BPS mencatat, komoditas dengan HS 90 ini mencapai US$616.468 pada Juni 2024 atau meningkat 171% dibanding bulan lalu sebesar US$226.908.
Dibanding tahun lalu, nilai komoditas ini meningkat 43% dari Juni 2023 yang mencapai US$429.289.
Komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya tercatat menempati posisi ketiga, di mana nilai impor komoditas ini mencapai US$374.527 pada Juni 2024 atau turun 71% dibanding bulan lalu yang mencapai US$1,30 juta.
Secara tahunan, nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 79% dari Juni 2023 yang tercatat mencapai US$208.689.
Komoditas selanjutnya yakni komoditas perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia atau HS 82. BPS melaporkan, nilai impor komoditas ini mencapai US$352.258 atau meningkat 5,75% dibanding Mei 2024 yang mencapai US$333.103.
Dibanding tahun sebelumnya, nilai komoditas HS 82 mengalami peningkatan sebesar 8,30% dari Juni 2023 yang mencapai US$325.109.
Kelima, yakni komoditas bahan kimia organik. Nilai komoditas dengan HS 29 ini tercatat mencapai US$114.690 atau anjlok 23% dibanding Mei 2024 yang tercatat US$150.546. Secara tahunan, nilai komoditas ini terkerek sebesar 20,41% dari Juni 2023 yang mencapai US$95.247.
Sebelumnya, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan importasi dari Israel bisa dilakukan meski tidak ada hubungan diplomasi dengan Indonesia.
Hal ini lantaran importasi dari Israel dilakukan secara business to business (B2B) antar eksportir dan importir di kedua negara.
“Kalau kita tidak memiliki hubungan diplomatik tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang. Tetap bisa dilakukan karena ini business to business sifatnya,”ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (16/10/2023).
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso juga sebelumnya mengatakan bahwa kegiatan impor dari Israel, bisa saja dilakukan melalui negara lain sebagai pihak ketiga.
“Ya, kalau lewat negara lain kan asalnya [barang] dari negara ketiga itu ketahuannya,” kata Budi saat ditemui di ICE BSD, Rabu (18/10/2023).
Namun, importasi tetap bisa dilaksanakan dari negara manapun selama barang tersebut diizinkan negara untuk diimpor meski negara-negara tersebut belum memiliki perjanjian dagang maupun hubungan bilateral dengan Indonesia.
“Sepanjang memang dibolehkan impor ya kita terima,” ujar Budi. Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Plt.