Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barang Impor Melonjak ke Sulsel, Bea Cukai Raih Kenaikan Pendapatan Dua Digit per Mei 2024

Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai Sulsel mencapai Rp155,68 miliar hingga Mei 2024.
Petugas Ditjen Bea dan Cukai mengecek pengiriman barang dari luar negeri. Dok. Ditjen Bea Cukai Kemenkeu.
Petugas Ditjen Bea dan Cukai mengecek pengiriman barang dari luar negeri. Dok. Ditjen Bea Cukai Kemenkeu.

Bisnis.com, MAKASSAR - Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp155,68 miliar dalam periode Januari hingga Mei 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 20,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp129,67 miliar.

Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Kanwil DJBC Sulbagsel) Nazwar menyatakan pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penerimaan bea masuk yang tumbuh signifikan hingga 57,17%.

Pada Mei 2024, realisasi bea masuk mencapai Rp115,62 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang hanya Rp73,57 miliar.

"Lonjakan impor yang mencapai 312,8% pada Mei 2024 turut mendorong peningkatan realisasi bea keluar hingga Mei 2024," ujar Nazwar, Kamis (4/7/2024).

Nazwar juga menambahkan bahwa importasi beras yang menyumbang Rp4,64 miliar dan importasi raw sugar yang konsisten menyumbang Rp4,7 miliar turut berkontribusi pada tingginya realisasi bea masuk.

Namun, berbeda dengan capaian bea masuk, penerimaan cukai dan bea keluar mengalami kontraksi. Penerimaan cukai tercatat sebesar Rp30,73 miliar, turun 25,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp40,99 miliar.

Penurunan penerimaan cukai disebabkan oleh penyesuaian tarif cukai rokok yang diterapkan tahun ini, diikuti oleh koreksi produksi hasil tembakau rokok sebesar 32,39%. Selain itu, penerimaan cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) juga berkurang 11,61%.

Sementara itu, penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp9,32 miliar, mengalami penurunan 38,34%. Penurunan ini disebabkan oleh lonjakan harga ekspor kakao yang mencapai 104,9%, sehingga permintaan menurun.

"Kesulitan bahan mentah kakao akibat menyusutnya lahan perkebunan kakao lokal di Sulsel juga turut berkontribusi pada berkurangnya realisasi bea keluar," tambah Nazwar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper