Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melaporkan keseluruhan komitmen investasi konsorsium LG Energy Solution (LG) untuk proyek baterai dari hulu ke hilir di Indonesia senilai US$9,8 miliar atau setara Rp142 triliun telah resmi dikunci.
Hal itu Bahlil sampaikan di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam acara peresmian pabrik sel baterai mobil listrik milik LG dan Hyundai Motor Group di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).
Adapun, total investasi konsorsium LG itu terdiri atas investasi di hulu tambang senilai US$850 juta, smelter HPAL senilai US$4 miliar, pabrik prekursor/katoda senilai US$1,8 miliar, dan sel baterai senilai US$3,2 miliar.
"Bapak Presiden, kami laporkan bahwa kemarin atas dukungan dari Pak Erick [Menteri BUMN], semua tahapan daripada ekosistem, mulai dari mining, kemudian smelter, HPAL, prekursor, katoda, baterai sel, sampai dengan mobil, kemarin sudah semua diteken. Alhamdulillah selesai," ujar Bahlil.
Bahlil menuturkan, LG akan melakukan investasi proyek baterai terintegrasi tersebut secara bertahap. Realisasi investasi LG dimulai dari hilir ke hulu, yakni dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai yang digarap bersama Hyundai Motor Group.
Pabrik sel baterai pertama di Indonesia ini berada di bawah operasi PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power. Adapun, pembangunan pabrik baterai akan terdiri atas dua fase dengan total investasi senilai US$3,2 miliar.
Baca Juga
Fase pertama yang baru diresmikan hari ini menelan investasi senilai US$1,2 miliar dengan kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt hour (GWh).
Sementara itu, fase kedua akan memiliki kapasitas sebesar 20 GWh dengan nilai investasi senilai US$2 miliar. Tahap kedua ini ditargetkan beroperasi komersial pada 2025.
“Bapak Presiden dan hadirin semua yang saya hormati, hari ini adalah menandakan babak baru, di mana kita sama-sama menyaksikan proses peresmian pabrik baterai mobil yang terintegrasi. Total investasinya ini US$9,8 miliar, minus investasi dari Hyundai untuk mobil,” kata Bahlil.
Bahlil mengatakan, investasi tersebut merupakan investasi ekosistem baterai mobil listrik terbesar di Indonesia.
Untuk diketahui, komitmen investasi LG yang menjadi bagian dari Proyek Titan tersebut merupakan proyek kerja sama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC), yang terdiri atas LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam, dan IBC.
Proyek grand package kerja sama ini setelah sempat terkendala setelah diterbitkannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat yang memengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.