Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter menyebut besaran dana yang dibutuhkan untuk menambah impor 8 rangkaian kereta (trainset) KRL dari China mencapai Rp2,1 triliun.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menuturkan sebelumnya, KAI Commuter juga telah mengimpor 3 unit trainset dari CRRC Sifang Co. Ltd senilai sekitar Rp783 miliar.
"Nilai investasinya untuk 8 trainset KRL dari China itu sekitar Rp2,1 triliun," kata Anne saat dikonfirmasi, Senin (1/7/2024).
Dia menambahkan, selain impor 11 trainset, KAI Commuter sebelumnya juga telah berkontrak dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka untuk pengadaan 16 rangkaian kereta. Berdasarkan catatan Bisnis.com pada 2 Februari 2024, dana investasi untuk pembelian 16 rangkaian tersebut adalah senilai Rp3,83 triliun.
Anne mengatakan, rangkaian kereta buatan Inka tersebut akan diterima KAI Commuter secara bertahap pada 2025 dan 2026. Secara terperinci, sebanyak 12 trainset akan datang pada 2025, sementara 4 unit sisanya diterima pada 2026.
Selanjutnya, Anne menambahkan, perusahaan juga berencana untuk menambah 8 trainset buatan Inka pada 2027. Sehingga, total pesanan kereta KAI Commuter dari Inka pada periode 2023-2027 adalah sebanyak 24 rangkaian kereta.
Baca Juga
Anne menjelaskan, KAI Commuter memilih untuk kembali membeli trainset dari CRRC Sifang Co. Ltd karena ketepatan waktu pengiriman yang dijanjikan perusahaan. Dia menuturkan, pihak CRRC Sifang menargetkan 11 trainset impor tersebut sudah dapat diterima KAI Commuter pada semester I/2025.
Selain itu, KAI Commuter juga telah mendesain spesifikasi khusus trainset yang dibutuhkan kepada CRRC Sifang saat akan mengimpor 3 rangkaian kereta sebelumnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Didiek Hartantyo menambahkan, penambahan impor rangkaian kereta dilakukan seiring dengan adanya perubahan rencana retrofit atau peremajaan trainset oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka.
Didiek menuturkan, saat ini Inka baru melakukan retrofit pada 2 rangkaian dari perjanjian awal sebanyak 19 trainset.
"Pada 2025 juga akan masuk 3 kereta impor dan plus kereta dari retrofit. Kemudian, ada penambahan kereta baru 8 trainset yang menggantikan retrofit yang kemarin tidak dalam perhitungan dari 19 jumlahnya menjadi 2 [trainset]," kata Didiek dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Senin (1/7/2024).