Bisnis.com, JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) mengusulkan adanya penyertaan modal negara (PMN) non tunai berupa aset senilai Rp68 miliar.
Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengatakan aset bangunan tersebut merupakan bangunan bekas fasilitas vaksin Flu Burung, yang dibangun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2008.
Rencananya, bangunan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan dua produk vaksin yaitu Rotavirus dan Rubella.
“Ini adalah vaksin yang menjadikan program imunisasi nasional, namun kami belum bisa produksi sendiri karena keterbatasan fasilitas,” kata Shadiq saat rapat dengat pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa (2/7/2024).
Shadiq menyampaikan, dipilihnya bangunan tersebut karena sudah memiliki alat-alat yang cukup lengkap seperti genset, freezer, alat untuk produksi pengembangan cell, dan lain-lainnya.
Dirinya mengatakan, dari PMN Rp68 miliar yang berupa BMN ini bakal mengurangi biaya proyek pengembangan yang akan dibutuhkan sekitar Rp550 miliar.
Baca Juga
Selain itu, digunakannya bangunan milik negara ini nantinya bakal mengurangi beban devis, karena kedua vaksin ini masih diimpor oleh negara.
“Kalau keduanya diproduksi dalam negeri, tentu itu bisa jadi pengehmat untuk devisa negara," ujarnya.
Sehingga, Shadiq meminta kepada Komisi XI DPR RI untuk menyetujui usulan senilai Rp68 miliar berupa aset bangunan guna mengembangkan dua vaksin tersebut.
"Dengan mempertimbangkan untuk meningkatkan kemandirian dan ketahanan di sektor kesehatan nasional, usulan PMN dari BMN senilai Rp 68 miliar pada PT Bio Farma mohon dapat disetujui," ucap Shadiq