Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Tekstil Bocor, Produk Brazil Juga Serbu Indonesia

Banyak produk tekstil impor tidak mengikuti aturan perpajakan hingga Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dijual di pasar tradisional dan e-commerce.
ILUSTRASI aktivitas pabrik tekstil di Indonesia/JIBI
ILUSTRASI aktivitas pabrik tekstil di Indonesia/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkap pasar domestik kini tak hanya dibanjiri produk tekstil dari China. Barang impor asal Brazil, Vietnam, Malaysia, dan Singapura juga disebut mengalami lonjakan.

Wakil Ketua Umum API David Leonardi mengatakan kondisi tersebut tercerminkan dari catatan volume ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) dari dari negara-negara tersebut yang mengalami kenaikan pada periode kuartal I/2024.

"Di jenjang waktu yang sama, negara lainnya yang mengalami kenaikan ekspor ke Indonesia itu Brazil naik 96,35%, Vietnam sebesar 4,85%, Malaysia sebesar 3,79%, Singapura sebesar 25,19%," kata David kepada Bisnis, dikutip Senin (1/7/2024).

API juga mencatat volume impor dari China yang mengalami kenaikan 12,28% pada periode kuartal I/2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut David, peningkatan impor kuartal II/2024 semakin tinggi lantaran utilitas produksi dalam negeri yang semakin turun.

Dia menerangkan bahwa data yang tercantum pada Pusat Perdagangan Internasional (ITC) itu juga menunjukkan negara-negara lainnya yang mengalami kenaikan ekspor produk serupa ke Indonesia.

"Hanya sedikit negara yang mengalami penurunan ekspor ke Indonesia. Jika hal ini terus berlangsung, maka produsen TPT akan terus mengalami penurunan utilisasi dan lama-kelamaan akan runtuh," ujarnya.

Dia pun menyoroti praktik impor ilegal yang diduga semakin marak terjadi. Produk-produk yang tidak mengikuti aturan perpajakan hingga Standar Nasional Indonesia (SNI) itu banyak dijual di pasar tradisional dan e-commerce.

Di samping itu, David menerangkan produk tekstil ilegal umumnya tidak memiliki label Bahasa Indonesia dan dijual dengan harga di bawah harga produk lokal. Secara fisik, produk ilegal yang banyak masuk kebanyakan merupakan barang bekas.

"Produk dengan harga murah itu masih dapat masuk melalui jasa titip, jastip atau drop-shipper ataupun e-commerce," imbuhnya.

Lebih lanjut, pihaknya meyakini barang impor ilegal masih terus menggempur pasar di samping banjir barang impor legal. Sebab, fakta di lapangan menunjukkan bahwa produk tersebut masih banyak di diperdagangkan di pasar domestik.

"Merkea jalan masuknya bisa dengan berbagai cara, tapi dikarenakan ini impor ilegal, sulit untuk melacak cara masuk produk tersebut," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper