Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Nilai Penawaran Kerja Sama 9 Blok Panas Bumi PLN Kurang Menarik

Calon pengembang mesti membayar seluruh biaya pengeboran eksplorasi dan menanggung risiko apabila pengeboran tidak berhasil, sehingga dinilai kurang menarik.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi. / dok. PLN
Pembangkit listrik tenaga panas bumi. / dok. PLN

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menilai lelang yang dibuka PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk mencari mitra strategis pengembangan 9 wilayah kerja panas bumi (WKP) tidak menawarkan terms and condition (T&C) yang menarik buat calon pengembang. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Riza Pasikki mengatakan calon pengembang mesti membayar secara keseluruhan biaya pengeboran eksplorasi yang terbilang besar. 

Adapun, calon pengembang mesti menanggung risiko kegiatan eksplorasi itu sendiri apabila pengeboran tidak berhasil. 

"Sementara share yang diberiakan PLN di bawah 50%, misalnya 49%, dengan risiko eksplorasi yang besar kalau itu gagal mereka harus menanggung semua kerugian," kata Riza saat dihubungi, Jumat (28/6/2024). 

Selain itu, Riza menilai, 9 blok panas bumi yang ditawarkan PLN itu relatif tidak memiliki kualitas sumber daya yang besar.

Adapun, 9 WKP yang ditawarkan PLN itu di antaranya berada di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat. 

Kemudian, Ungaran di Jawa Tengah, Kepahiang di  Bengkulu, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatra Selatan dan Lampung Barat.

PLN mencatat 9 WKP itu memiliki kapasitas setrum mencapai 260 megawatt (MW). 

"Secara kualitas memang yang paling bagus itu Kepahiang, untuk prospek yang lain sih di bawah dari Kepahiang jadi ada masalah kualitas sumber daya," kata dia. 

Di sisi lain, dia berharap, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa berlaku adil untuk rencana pengembangan 9 WKP yang telah lama tidak dikembangkan PLN tersebut. 

Konkretnya, kata dia, Kementerian ESDM mesti menarik kembali sejumlah blok tersebut untuk dilelang ulang secara terbuka.

"Kalau PLN tidak bisa melakukan pengembangan sesuai dengan batas waktu yang diberikan harus dikembalikan wilayah itu ke pemerintah, nanti lakukan lelang secara terbuka," tuturnya.

Mundurnya BREN dari Proyek JV WKP Kepahiang

Seperti diberitakan sebelumnya, Emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) memutuskan untuk mundur dari rencana pembentukan usaha patungan atau joint venture (JV) bersama dengan PLN untuk menggarap WKP Kepahiang, Bengkulu.  

Lewat anak usahanya, Star Energy Geothermal Pte. Ltd, BREN tidak lagi melanjutkan peluang kongsi bersama dengan perusahaan setrum pelat merah tersebut lantaran tidak tercapainya kesepakatan bisnis antarkeduanya.  

"Tidak bisa dilanjutkan karena yang ditawarkan oleh Star Energy belum memenuhi yang diminta oleh PLN," kata Executive Vice President Geothermal PLN Christyono kepada Bisnis, Kamis (27/6/2024).  

Christyono mengatakan, perseroannya bakal melelang ulang blok panas bumi potensial tersebut setelah buntu negosiasi bersama dengan Star Energy. 

Di sisi lain, dia menegaskan, Star Energy belum ditetapkan sebagai pemenang atau mitra resmi PLN untuk menggarap potensi panas bumi di Kepahiang.  "Sedang kita lelang ulang secara terbuka," kata dia. 

WKP Kepahiang memiliki cadangan terduga sekitar 180 MW dengan luas lahan mencapai 35.730 hektare (ha). Beberapa kali, PLN telah membuka lelang untuk menjaring mitra bisnis yang kompeten dalam pengembangan sejumlah WKP penugasan.  

Selain WKP Kepahiang, kata Christyono, PLN tengah mengevaluasi penawaran calon mitra lainnya untuk WKP Atadei dan Songa Wayaua.  

Sementara tiga WKP lainnya, Tulehu, Unggaran, dan Tangkuban Perahu saat ini masih dalam tahapan pengumuman lelang. Dia mengatakan, proposal penawaran dari calon mitra telah masuk bulan ini untuk tiga WKP tersebut.

"Dari hasil market sounding dan pendaftaran lelang, terlihat ada ketertarikan yang cukup tinggi dari badan usaha dengan konsep kemitraan yang ditawarkan PLN," kata Christyono.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper