Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

7 Fakta Pabrik Tembaga Freeport Senilai Rp58 Triliun, Terbesar di Dunia

Smelter tembaga baru Freeport Indonesia akan diresmikan pada Kamis (27/6/2024). Smelter ini akan menjadi smelter dengan design single line terbesar di dunia.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek smelter PT Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (7/7/2023)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek smelter PT Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, Jumat (7/7/2023)/Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia segera memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga terbesar di dunia.

Smelter tersebut merupakan fasilitas yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur. Rencananya, pengoperasian smelter baru Freeport itu akan diresmikan pada hari ini, Kamis (27/6/2024).

Berikut 7 fakta mengenai smelter Freeport:

1. Smelter pertama Freeport

Freeport telah lebih dulu memiliki smelter di Gresik yang beroperasi dan dikelola oleh PT Smelting Gresik. PT Smelting didirikan dan dioperasikan bersama Freeport dan Mitsubishi sejak 1997.

Smelter PT Smelting telah mengalami ekspansi pada Desember 2023 sehingga kapasitas pengolahannya meningkat dari 1 juta dry metric ton (dmt) menjadi 1,3 juta dmt per tahun.

Ekspansi smelter yang dioperasikan PT Smelting itu ikut menambah kapasitas pengolahan konsentrat tembaga dari portofolio PTFI menjadi 3 juta dmt setiap tahunnya.

2. Smelter terbesar di dunia

Smelter baru yang dimiliki 100% oleh Freeport ini dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga terbesar di dunia.

Smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas input 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton-700.000 ton per tahun.

Smelter ini juga dilengkapi fasilitas pemurnian logam mulia, yang dilengkapi teknologi hydrometallurgy sehingga mampu mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas, perak dan turunan logam mulia lainnya.

3. Tak hanya menghasilkan tembaga

Smelter baru Freeport akan menghasilkan produk utama berupa katoda tembaga. Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan produk lumpur anoda, yakni emas dan perak murni batangan, serta PGM (platinum group metal) sebesar 6.000 ton per tahun.

Tak hanya itu, smelter juga akan menghasilkan produk sampingan berupa asam sulfat sebesar 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum 150.000 ton per tahun.

4. Telan investasi jumbo

Total biaya smelter baru dan ekspansi smelter PT Smelting diperkirakan mencapai US$3 miliar atau kurang lebih Rp45 triliun.

Dalam perkembangan terbaru, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan, nilai investasi kumulatif untuk proyek yang menempati lahan 100 hektare di KEK JIIPE ini telah mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp58 triliun.

5. Produksi pertama

Kendati pengoperasian smelter baru Freeport akan diresmikan pada hari ini, produksi pertama katoda tembaga diperkirakan baru bisa dilakukan pada pertengahan atau akhir Agustus 2024. Hal ini lantaran, smelter membutuhkan waktu sekitar 6-10 pekan untuk tahapan pengujian teknis atau commisioning sebelum siap berproduksi.

Kapasitas produksi smelter juga akan meningkat secara bertahap dan baru mencapai 100% pada Desember 2024.

6. RI jadi produsen logam tembaga terbesar keempat dunia

Presiden Direktur Freeport Indonesia  Tony Wenas menyebut, Indonesia akan menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat di dunia seiring beroperasinya smelter tembaga baru milik Freeport dan smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN).

Tony mengatakan, setelah smelter baru Freeport beroperasi, kapasitas produksi tembaga Freeport bisa mencapai 1 juta ton per tahun. Kapasitas ini berasal dari produksi smelter Freeport yang dikelola oleh PT Smelting sebesar 350.000 ton dan produksi dari smelter baru Freeport sebesar 650.000 ton.

Tony menyampaikan, jika nantinya digabung dengan smelter Amman Mineral yang produksinya bisa mencapai 500.000 ton, total produksi kedua perusahaan bisa mencapai 1,5 juta ton katoda tembaga.

Saat ini, produsen katoda tembaga terbesar di dunia adalah China dengan produksi 12 juta ton per tahun. Kedua, Chili dengan 2 juta ton per tahun. Disusul Kongo dengan 1,9 juta ton pertahun dan yang keempat adalah Jepang dengan 1,5 juta ton per tahun.

“Dan kita akan bisa mengalahkan Jepang dengan 1,5 juta. Jadi kita akan menjadi nomor empat terbesar di dunia produsen katoda tembaga dari konsentrat tembaga,” ujar Tony.

7. Tenaga kerja

Pengoperasian smelter baru Freeport diperkirakan membutuhkan tenaga kerja sekitar 2.000 pekerja. Freeport menyatakan sebanyak 70% pekerja akan diserap dari Jawa Timur, baik dari Gresik maupun kabupaten lainnya.

Catatan redaksi: Terdapat perubahan pada judul berita terkait nilai investasi seiring diterimanya informasi terbaru. Nilai investasi semula sebesar Rp48 triliun per Desember 2023 menjadi Rp58 triliun per Juni 2024. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper