Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Sawit Anjlok, Penerimaan Kepabeanan di Batam Tak Capai Target pada Mei 2024

Realisasi penerimaan yang belum mencapai target di Batam lantaran terdapat kendala soal harga komoditas sawit yang mengalami penurunan.
(Dari kiri ke kanan) Kepala Perwakilan Kemenkeu Wilayah Prov Kepri Priyono Triatmojo, Kepala Kanwil DJBP Kepri selaku Ketua Pokja Joint Program RCE Indra Soeparjanto, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Nirwala Dwi Heryanto, Kepala Subdirektorat Fasilitas Kawasan Khusus, Direktorat Fasilitas Bea Cukai M. Solafudin, Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, KPU BC Batam Evi Octavia dalam konferensi pers di Batam, Rabu (27/6/2024)/Bisnis-Anshary Madya Sukma
(Dari kiri ke kanan) Kepala Perwakilan Kemenkeu Wilayah Prov Kepri Priyono Triatmojo, Kepala Kanwil DJBP Kepri selaku Ketua Pokja Joint Program RCE Indra Soeparjanto, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Nirwala Dwi Heryanto, Kepala Subdirektorat Fasilitas Kawasan Khusus, Direktorat Fasilitas Bea Cukai M. Solafudin, Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, KPU BC Batam Evi Octavia dalam konferensi pers di Batam, Rabu (27/6/2024)/Bisnis-Anshary Madya Sukma

Bisnis.com, BATAM -- Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam menyampaikan realisasi penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai belum mencapai target pada Mei 2024.

Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, KPU BC Batam, Evi Octavia mencatat pihaknya telah merealisasikan penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai sebesar Rp176 miliar.

"Dengan angka tersebut menggerus penerimaan-penerimaan yang lain dari target keseluruhan, dari target keseluruhan kita baru mencapai 26,67%. Seharusnya targetnya sampai bulan ini mencapai 30% [hingga Mei 2024]," ujar Evi di Batam, Rabu (26/6/2024).

Dia menyampaikan, realisasi yang belum mencapai target itu lantaran terdapat kendala soal harga komoditas sawit yang mengalami penurunan. Perlu diketahui, bea keluar dari Batam yaitu murni 100% sawit.

"Beberapa kendala yang kita hadapi di dalam penerimaan tahun ini adalah harga sawit yang turun, sehingga penerimaan Bea Keluar baru mencapai 10%," tambahnya.

Evi menekankan bahwa penerimaan negara memang tergantung pada harga komoditas yang fluktuatif. Namun demikian, dia tetap optimistis target akhir penerimaan negara pihaknya bakal tercapai, yaitu sebesar Rp659,45 miliar.

"Selisihnya cuma sedikit, sampai Mei yang 30%. Berarti bukan dalam artian nanti akan jomplang itu tidak. Kita masih tetap optimis kok masih bisa dapat," pungkasnya.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01% pada triwulan I/2024. Peningkatan itu salah satunya berkat kontribusi Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Dalam hal ini, Batam menjadi wilayah yang berkontribusi paling tinggi sebesar 65%. Di susul, Bintan, Tanjung Pinang dan Natuna yang berkontribusi masing-masing 7%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper