Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog blak-blakan soal dampak pelemahan nilai tukar rupiah yang tembus Rp16.400 per dolar AS terhadap pengadaan beras impor.
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan stress test terhadap kondisi penguatan Dolar Amerika Serikat. Menurutnya dari sisi pengadaan beras impor, sebenarnya Perum Bulog masih mampu membiayainya meskipun nilai tukar Rupiah tengah anjlok.
Namun, Bayu mengakui bahwa kendala sebenarnya yang dihadapi Bulog di tengah pelemahan nilai tukar rupiah yaitu saat penyaluran beras impor tersebut di dalam negeri.
"Pada saat penyaluran berasnya sesuai program pemerintah, maka biayanya akan naik," ujar Bayu saat dihubungi, Kamis (27/6/2024).
Di sisi lain, Bulog saat ini disebut belum bisa menerapkan sistem kontrak harga jangka panjang atau hedging dalam pengadaan beras impor. Musababnya, perusahaan pangan pelat merah itu masih menunggu adanya kebijakan pemerintah yang mengatur kepastian jumlah stok cadangan beras pemerintah (CBP) hingga program penyaluran jangka panjang untuk Bulog.
"Untuk kegiatan importasi Bulog sangat berharap bisa lakukan pengelolaan pembelian jangka panjang [hedging], namun belum bisa dilakukan," bebernya.
Baca Juga
Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke level Rp16.405,5 pada Kamis (27/6/2024). Penguatan rupiah terjadi di tengah greenback yang melemah.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 7,50 poin atau 0,05% menuju level Rp16.405,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,08% ke posisi 105,97.
Berdasarkan data proyeksi neraca pangan nasional periode Januari - Desember 2024 yang diolah Bapanas per 24 Juni 2024, total realisasi impor beras Januari hingga Maret 2024 mencapai 1,77 juta ton. Adapun rencana impor beras untuk periode April - Desember 2024 ditargetkan sebanyak 2,57 juta ton.
Sementara kebutuhan beras nasional tahun ini diperkirakan mencapai 31,2 juta ton dengan estimasi produksi dalam negeri sebanyak 31,5 juta ton. Bapanas menargetkan stok beras di akhir 2024 bisa mencapai 8,8 juta ton secara keseluruhan.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Senin (24/6/2024), Perum Bulog mencatat sebanyak 1,5 juta ton impor beras bakal masuk ke Indonesia pada tahun ini usai sebelumnya sudah mendatangkan 2,1 juta ton beras dari luar negeri sejak awal 2024.
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik, Perum Bulog, Epi Sulandari menyebut dari penugasan impor sebanyak 3,6 juta ton tahun ini, masih tersisa 1,5 juta ton kuota impor beras yang belum dieksekusi. Adapun, dia merinci dari 2,1 juta ton beras yang telah berhasil diimpor, 300.000 ton diantaranya merupakan sisa kuota penugasan 2023 yang masuk ke dalam importasi 2024.
"Masih terdapat 1,5 juta ton lagi untuk target importasi beras 2024," ujar Epi dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Senin (24/6/2024).