Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ribuan Pekerja Tekstil Demo Besar-besaran Besok Imbas PHK Massal

Ribuan pekerja tekstil akan menggelar aksi demo pada Kamis (27/6/2024) imbas adanya PHK massal. Berikut ini tuntutannya.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). / Bisnis - Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). / Bisnis - Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan pekerja yang tergabung dalam Aliansi IKM dan Pekerja Tekstil Indonesia akan menggelar aksi demo besok, Kamis (27/6/2024) di Patung Kuda Monas, Jakarta.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Ketua Umum Indonesia Pengusaha Konfeksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman.

“Betul, besok kisaran 1.000 orang [ikut dalam aksi ini],” kata Nandi kepada Bisnis, Rabu (26/6/2024).

Dalam undangan yang diterima Bisnis, aksi tersebut akan dimulai pukul 09.00 WIB. Aksi ini, sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi industri tekstil yang kian mengkhawatirkan. Ribuan pekerja disebut telah kehilangan pekerjaan akibat banyak pabrik tekstil yang bertumbangan.

Di tengah kondisi ini, menurutnya, pemerintah malah sibuk saling menyalahkan dengan adanya penutupan pabrik dan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal ini.

Setidaknya, terdapat dua tuntutan yang akan disuarakan dalam aksi tersebut. Pertama, meminta pemerintah untuk serius dalam menyelamatkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dari ancaman kebangkrutan.

Kedua, menuntut pemerintah melakukan tindakan konkret guna mengurangi PHK massal.

Menurut catatan Bisnis, Jumat (14/6/2024), Asosiasi Pertekstilan Indonesia melaporkan sebanyak 10.800 pekerja pabrik tekstil terkena PHK hingga Mei 2024.

Wakil Ketua Umum API, David Leonardi, menyebut jumlah PHK pada kuartal I/2024 mencapai 3.600 tenaga kerja atau mengalami kenaikan sebesar 66,67% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Namun demikian, angka tersebut diperkirakan lebih besar jumlahnya. Pasalnya, jumlah pekerja kontrak yang tidak tercatat menunjukkan bahwa angka PHK yang terjadi lebih besar dibanding dengan yang tercatat.

“Terdapat kurang lebih 20-30 pabrik yang mungkin saat ini sudah tutup dan tidak tercatat jumlah pabrik yang melakukan PHK pada tenaga kerjanya,” kata David kepada Bisnis, Jumat (14/6/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper