Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DBS: Asean Bisa Dulang Untung dari China, AS, Eropa

DBS memprediksi bahwa pasar Asean masih bisa mendapatkan keuntungan dari China, Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Ini alasannya.
Presiden Joko Widodo (keenam kiri) berfoto bersama sejumlah kepala negara (dari kiri), Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Head of Delegation of The Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Premier of the People’s Republic of China Li Qiang, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim
Presiden Joko Widodo (keenam kiri) berfoto bersama sejumlah kepala negara (dari kiri), Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Head of Delegation of The Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Premier of the People’s Republic of China Li Qiang, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Anwar Ibrahim

Bisnis.com, JAKARTA - DBS memprediksi bahwa pasar Asean masih bisa mendapatkan keuntungan dari China, Amerika Serikat (AS) dan Eropa dalam waktu dekat. 

Senior Investment Strategist DBS Joanne Goh, menekankan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam sedang mengalami soft landing. Menimbang hal ini, ia menuturkan bahwa perekonomian global masih cukup tangguh. 

“Pasar Asean masih bisa mendapatkan keuntungan dari China, Amerika Serikat, dan juga Eropa. Oleh karena itu, seluruh belanja modal dan investasi akan mulai mengalir kembali ke Asia, dan khususnya di perekonomian Asean,” terangnya dalam DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 3Q24: Risk Assets In Play yang dihelat secara daring pada Senin (24/6/24). 

DBS menjelasnakn bahwa perekonomian Asean menunjukan ketahanan, yang secara umum memiliki pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sekitar 5%. Hal ini berbeda dengan AS yang berada di kisaran 2% hingga 3%. 

Menimbang hal tersebut, menurutnya, wilayah Asean akan menjadi wilayah yang kembali tumbuh ketika keadaan di AS menjadi sedikit terlalu panas dalam hal pasar. 

Ada tiga faktor utama yang menjadi pendorong kuat bagi pasar Asean. Pertama, Asean menjadi penerima manfaat dari strategi China Plus One.

Kedua, pasar Asean akan diuntungkan ketika nilai tukar dolar AS melemah. Ketiga, Asean juga mendapat keuntungan saat suku bunga AS mulai naik.

Kem"Pasar Asean yang masih bisa mendapat keuntungan dari China, AS dan Eropa. Ada eberapa potensi dari sejumlah negara di Asia," jelasnya. 

Dijelaskan bahwa Thailand memiliki rantai pasokan yang sangat kuat di sektor otomotif dan elektronik. Indonesia, dengan populasi 250 juta, merupakan pemain kuat dalam sumber daya dan komoditas, serta sektor konsumsi. Di Singapura, fundamental dalam REITs akan kembali normal seiring dengan penurunan suku bunga.

“Jadi ada banyak 'kantong' di Asia yang akan mulai kembali ketika Anda melihat soft landing,” jelasnya. 

Joanne juga menambahkan bahwa sektor teknologi masih menjadi ‘pemimpin’ yang kuat, walaupun beberapa sektor di AS masih terlalu panas. 

DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 3Q24: Risk Assets In Play yang dihelat secara daring pada Senin (24/6/24). JIBI/Jessica Soehandoko
DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 3Q24: Risk Assets In Play yang dihelat secara daring pada Senin (24/6/24). JIBI/Jessica Soehandoko


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper