Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Indeks Pariwisata RI Naik, Tapi Tertinggal dari Malaysia-Vietnam

Jokowi menyebut pariwisata Indonesia masih tertinggal dari sejumlah negara di Asean seperti Malaysia dan Vietnam.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pariwisata Indonesia masih tertinggal dari sejumlah negara di Asean meski Indeks Kinerja Pariwisata atau Travel and Tourism Development Index / TTDI meningkat.

Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) dalam Indeks Kinerja Pariwisata pada Mei 2024 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat 22 dunia, dari sebelumnya 32.

“Tapi kita masih tertinggal, kalah dengan Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Meski naik, tapi kita hanya di urutan kelima Asean,” kata Jokowi dalam sambutannya pada agenda peresmian peluncuran digitalisasi layanan perizinan penyelenggaraan event, Senin (24/6/2024).

Menurutnya, Indonesia dari sisi objek pariwisata sebetulnya lebih unggul bila dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Oleh karena itu, perlu dilakukan sejumlah upaya untuk mendatangkan wisata mancanegara dalam jumlah besar.

Salah satu caranya adalah dengan menggelar kegiatan-kegiatan internasional, baik itu konser musik, summit meeting, hingga olahraga.

Jokowi mengatakan, konser Taylor Swift yang dilaksanakan selama enam hari di Singapura sukses menarik ribuan penonton, termasuk masyarakat Indonesia.

“Yang nonton saya kira lebih separuh orang Indonesia karena penggemar Taylor Swift kalau kita lihat di Spotify, Indonesia itu 2,2 juta orang,” ujarnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, ramainya Indonesia yang berkunjung ke Singapura demi menonton aksi panggung Taylor Swift menyebabkan aliran uang dari Indonesia masuk ke Singapura.

Hal serupa juga terjadi saat Coldplay menggelar konser di sejumlah negara di Asean. Jokowi mengatakan, Singapura sukses memperpanjang konser Coldplay di negaranya sedangkan Indonesia hanya mampu mendapat satu hari saja.

Ketika Jokowi mengonfirmasi hal tersebut kepada penyelenggara, dia menyebut bahwa perurusan perizinan menjadi penyebab Coldplay hanya bisa melaksanakan konser sehari di Indonesia.

“Kenapa saya tanya ke penyelenggara, karena memang perurusan perizinan kita ruwet. Ini yang harus kita selesaikan,” tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper