Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor beberapa komoditas unggulan Indonesia, seperti CPO hingga batu bara.
Pada Mei 2024, nilai ekspor komoditas unggulan seperti batu bara serta minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan turunannya mengalami penurunan, sedangkan besi dan baja mengalami peningkatan.
“Nilai ekspor batu bara serta CPO dan turunanya mengalami penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan, sedangkan komoditas besi dan baja mengalami peningkatan secara bulanan dan tahunan,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah dalam Rilis BPS, Rabu (19/6/2024).
Secara terperinci, nila ekspor batu bara secara bulanan tercatat turun menjadi US$2,50 miliar atau sebesar 4,04% dibanding bulan sebelumnya, sedangkan secara tahunan turun sebesar 22,19%, dari tahun sebelumnya US$3,01 miliar.
Penurunan juga terjadi pada komoditas CPO dan turunannya, di mana nilai ekspor CPO tercatat sebesar US$1,08 miliar atau turun sebesar 22,19% dari bulan sebelumnya dan turun 27,11% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, nilai ekspor komoditas besi dan baja mengalami peningkatan pada Mei 2024. BPS mencatat, nilai ekspor besi dan baja sebesar US$2,20 miliar atau meningkat 1,22% dari bulan sebelumnya US$2,17 miliar dan naik 8,30% dibanding tahun lalu sebesar US$2.03 miliar.
Baca Juga
“Nilai ekspor ketiga komoditas ini memberikan share 27,66% dari total ekspor non migas Indonesia pada Mei 2024,” ujarnya.
Adapun, Habibullah sebelumnya menyebut bahwa nilai ekspor nonmigas di seluruh sektor mengalami peningkatan secara bulanan. Utamanya, pada sektor industri pengolahan yang dilaporkan naik sebesar 16,40% dengan andil sebesar 11,71%.
“Peningkatan secara bulanan utamanya disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor nikel, peralatan listrik lainnya serta perhiasan dan barang berharga lainnya,” ungkapnya.
Secara tahunan, nilai ekspor nonmigas turut mengalami peningkatan kecuali pertambangan dan lainnya yang tercatat turun sebesar 5,05%. Habibullah mengatakan, penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan ekspor komoditas batubara.