Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Ramal Investasi Hulu Migas 2024 Tak Capai Target

SKK Migas memproyeksi realisasi investasi hulu migas pada 2024 hanya mencapai US$16,1 miliar atau di bawah target yang ditetapkan tahun ini.
Ilustrasi platform migas/Freepik
Ilustrasi platform migas/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksi realisasi investasi hulu migas pada 2024 hanya mencapai US$16,1 miliar atau sekitar Rp261,8 triliun (asumsi kurs Rp16.216,55 per US$).

Proyeksi tersebut di bawah target yang ditetapkan pada tahun ini sebesar US$17,7 miliar. Meski demikian, proyeksi capaian pada 2024 masih lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2023 yang hanya sebesar US$13,7 miliar. 

Outlook investasi untuk 2024 adalah US$16,1 itu meningkat 18% dari 2023,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Kamis (6/6/2024).

Sementara itu, sampai dengan Mei 2024, SKK Migas memperkirakan realisasi investasi hulu migas telah mencapai US$4,33 miliar.

Lebih lanjut, Dwi menjabarkan bahwa Pertamina Group berkontribusi hingga 54% dari total investasi hulu migas 2024, sedangkan sisanya 37% berasal dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya.

Diberitakan sebelumnya, SKK Migas menargetkan investasi hulu migas pada 2024 sebesar US$17,7 miliar setara dengan Rp275,14 triliun mengacu kurs Rp15.545 per dolar AS.

Target investasi itu naik 29% dari realisasi penanaman modal hulu migas sepanjang 2023 yang mencapai US$13,7 miliar atau setara dengan Rp212,96 triliun. 

“Untuk 2024 kami telah menetapkan target investasi yang jauh lebih tinggi sekitar US$17,7 miliar atau di atas target long term plan yang sebesar US$16 miliar,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/1/2024). 

Dwi menerangkan investasi yang masif 8 tahun terakhir telah mampu mengurangi laju penurunan produksi pada mayoritas lapangan produksi yang sudah tua. 

Seperti diketahui, penurunan lifting minyak sepanjang 2023 bisa ditahan di level 1% dan gas mengalami kenaikan produksi sebesar 2,2%. Akan tetapi, lantaran belum optimalnya penyerapan gas oleh buyer, maka lifting atau salur gas tumbuh tertahan 1%. 

“Kita berhasil mengejar ketertinggalan sehingga kinerja 2023 tetap terjaga dengan baik. Ini memberikan rasa optimis dan keyakinan yang kuat di tahun 2024 kami bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi”, kata Dwi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper