Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog kembali mengebut pengadaan beras impor usai panen raya berakhir.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan realisasi impor beras hingga saat ini sudah mencapai 1,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebagian sudah terkontrak dan dalam proses pengiriman.
Menurutnya, beras impor yang didatangkan sebagian besar berasal dari Thailand, Vietnam, Kamboja, Pakistan dan Myanmar.
"Realisasi impor sekitar 1,9 juta ton, [sebagian] masih dalam perjalanan," ujar Suyamto saat dihubungi, Selasa (4/6/2024).
Adapun catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari ini menyebutkan bahwa kuota impor beras yang ditetapkan dalam neraca komoditas 2024 sebanyak 4,04 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,6 juta ton merupakan kuota impor beras oleh Bulog untuk cadangan beras pemerintah (CBP). Sementara sekitar 400.000 ton merupakan kuota impor beras khusus.
Begitupun, Kemendag disebut telah menerbitkan seluruh izin impor sesuai dengan kuota impor yang ditetapkan dalam neraca komoditas tersebut. Namun, hingga 2 Juni 2024, Bapanas mencatat realisasi impor belum melampaui 50% dari persetujuan impor yang diterbitkan.
Baca Juga
Saat dikonfirmasi, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, mengakui bahwa realisasi impor beras memang baru sekitar 50%. Pasalnya, panen raya juga dianggap mempengaruhi pengadaan beras impor oleh Bulog.
"Masih 50% [realisasi impor] karena izin untuk satu tahun. Sekarang baru bulan ke-5 dan dengan 2 bulan panen," ujar Bayu saat dihubungi.
Adapun, Bayu membeberkan bahwa dalam waktu dekat akan ada sekitar 100.000 ton beras yang masuk ke Indonesia. Beras impor itu dipastikan masuk ke pelabuhan di wilayah non-sentra produksi beras.
"Pada bulan Juni, setelah panen raya berakhir akan masuk sekitar 100.000 ton [beras]," ungkap Bayu.
Untuk diketahui, data Perum Bulog per 2 Juni 2024 mencatat stok beras yang dikuasai mencapai 1.813.082 ton, dengan rincian sebanyak 1.810.442 ton stok CBP, dan 51.607 ton beras komersial.