Bisnis.com, JAKARTA – Calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan bahwa tantangan bank sentral ke depan diperkirakan masih akan berat di tengah situasi volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA) yang terus terjadi.
Hal ini disampaikannya dalam uji kepatutan dan kelayakan (fit & proper test) di Komisi XI DPR RI, Senin (3/6/2024).
Destry menyampaikan, tantangan yang semakin berat ke depan telah tercermin dari intensitas dan kompleksitas tantangan ekonomi yang saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dia memaparkan, perekonomian global, termasuk Indonesia telah menghadapi tantangan yang sangat besar dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari panedmi Covid-19, tantangan geopolitik, hingga perang dagang Amerika Serikat dan China yang semakin memanas.
Selain itu, di samping perekonomian global yang melambat, dunia juga menghadapi fenomena higher for longer, yaitu kondisi suku bunga kebijakan yang tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama akibat inflasi di negara maju yang belum melandai.
Dengan kondisi suku bunga tinggi, yield US Treasury diperkirakan tetap tinggi sehingga mendorong penguatan indeks dolar AS terhadap mata uang negara lainnya yang berpotensi memicu aliran modal keluar dari negara emerging markets.
Baca Juga
Dalam hal ini, Destry mengatakan meski kinerja ekonomi Indonesia tetap tangguh, tetapi berbagai risiko perekonomian tersebut masih perlu diwaspadai.
“Maka menjadi BI yang adaptif, inovatif, dan agile saja tidak cukup, karena masalah semakin kompleks dan semakin tinggi intensitas dan magnitude-nya,” katanya.
Destry juga menyampaikan, dengan berbagai tantangan tersebut, dibutuhkan sinergi dalam kebijakan maupun antar lembaga, baik antara BI dengan pemerintah, DPR, otoritas lembaga, maupun industri, terutama untuk mendukung Indonesia maju.
“Meski pencapaian ekonomi cukup solid, kita tidak boleh terlena dengan pencapaian ekonomi sejauh ini karena tantangan VUCA masih ada, baik berasal dari global maupun domestik, dan semua tantangan ini menjadi konsiderans BI dalam merumuskan kebijakannya,” tutur Destry.