Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Solar 2023 Turun, Imbas Pengendalian Penyaluran

BPH Migas melaporkan penurunan konsumsi solar pada 2023 terjadi karena pengendalian penyaluran lewat QR Qode.
Petugas melakukan pengisian BBM disalah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas melakukan pengisian BBM disalah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Minggu (3/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebut adanya penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada 2023 dibandingkan dengan 2022 seiring dengan langkah yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan penyaluran.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan pada 2023, BPH Migas mencatat konsumsi solar berada diangka 17,57 juta KL, sedangkan pada 2022 konsumsi solar mencapai 17,61 juta KL.

Erika menyampaikan bahwa penurunan ini karena adanya pengendalian penyaluran solar dengan menggunakan QR code mulai bulan Juni 2022.

“Serta, adanya peningkatan pengawasan di lapangan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan peyaluran BBM bersubsisdi,” kata Erika saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (27/5/2024).

Adapun, BPH Migas menjabarkan realiasi Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) mencapai 5,57 juta kilo liter (KL) pada periode Januari - April 2024.

Erika menyebutkan bahwa angka tersebut sekitar 30,12% dari total kouta JBT yang ditetapkan sebesar 18,49 juta KL.

Erika menuturkan, dari 5,57 juta KL yang sudah terealisasi, JBT minyak solar sudah tersalurkan sebanyak 5,4 juta KL dan minyak tanah sebear 0,17 juta KL.

“Realisasi penyaluran JBT untuk Januari - April 2024 telah mencapai 5,57 juta kl atau 30,12% dari total kouta JBT yang ditetapkan sebesar 18,49 juta KL. Adapun rincian, minyak solar 5,4 juta KL dan minyak tanah 0,17 juta KL,” ujarnya.

Erika menyampaikan, pada tahun 2024 ini pihaknya melalukan pencadangan kouta JBT minyak solar sebanyak 1 juta KL.

Hal ini dilakukan, kata Erika untuk untuk mengendalikan penyaluran agar tidak menjadi over kouta diakhir tahun dan BBM bersubsidi didistribusikan sesuai kebutuhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper