Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Masih Berat Serap Tenaga Kerja Baru

Sektor tekstil masih mengalami kesulitan dalam menyerap tenaga kerja baru.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Banjir Impor Tekstil

ketua Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menjelaskan kondisi sektor TPT saat ini sedang dalam posisi menunggu dan masih tetap bertahan di tingkat utilisasi nasional rata-rata 45%. Alhasil ini menyebabkan belum ada rencana penyerapan kembali tenaga kerja baik untuk meningkatkan utilisasi maupun untuk ekspansi.

Pasalnya kondisi pasar dalam negeri yang penuh ketidakpastian dan dibanjiri barang impor ditambah dengan berbagai tekanan akibat pelemahan rupiah dan kenaikan suku bunga juga menjadi faktor belum adanya upaya meningkatkan utilisasi.

Menurutnya posisi industri TPT saat ini tantangannya ada di pasar domestik yang membanjiri impor.

"Selain itu ketidakpastian sikap pemerintah dalam mengendalikan impor menjadi hambatan utama kami untuk berinvestasi," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai dalam hal hubungan investasi dan tenaga kerja, perlu adanya arahan kebijakan dari pemerintah kepada investor untuk mengatur kerja sama yang berkaitan dengan investasi sektoral yang mendapatkan prioritas dalam penyerapan tenaga kerja.

"Jangan menerima apa saja yang dikatakan investor. Namun sisi lain ketika Pemerintah meminta investor memenuhi ketentuan soal penyerapan tenaga kerja perlu ada insentif juga kepada investor," katanya.

Selanjutnya dari pemerintah juga memerlukan penyiapan terlebih dahulu di daerah. Sehingga saat investor masuk sektor tertentu, tenaga kerja lokal Indonesia sudah matang dari sisi keterampilan. Salah satunya dengan mendirikan pusat vodkasi. Hal ini dapat menghindarkan dari kecenderungan investor asing membawa tenaga kerja dari negara asalnya.

Faktor utama yang mempengaruhinya 2024 ini, sebutnya, adalah rendahnya keyakinan pelaku industri existing dan upcoming untuk berani memperluas atau merealisasikan investasi ditengah tengah masalah global dan politik dalam negeri.

Dari sisi tenaga kerja, dia pun mengimbau para lulusan atau fresh graduate selain untuk terus mengembangkan kemampuan dirinya agar sejalan dengan kebutuhan dunia usaha masa kini, tetapi juga perlu mulai membuka pemikiran agar jangan ber profesi sebagai pencari kerja, tetapi menjadi wirausaha.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper