Bisnis.com, JAKARTA - PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) atau BAT Refractories berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang memproduksi dan menjual material tahan api (refraktori) ini akan melepas 620 juta saham atau setara 20,5% lewat IPO.
Harga penawaran saham IPO BAT Refractories berkisar Rp 100-115, sehingga total dana segar yang dihimpun perseroan berkisar Rp 62-71,3 miliar. Total saham perseroan yang akan dicatatkan di BEI mencapai 3,025 miliar.
Bersamaan dengan IPO, perseroan juga mengalokasikan 6,2 juta saham kepada pegawai melalui employee stock allocation (ESA). Jumlahnya mencapai 6,2 juta lembar atau setara 1% dari total saham yang diterbitkan melalui IPO.
Perseroan juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak 620 juta atau setara 25,78% saat pendaftaran IPO. Harga pelaksanaan waran seri I BATR mencapai Rp 300, sehingga total dana yang bisa diraih dari efek ini Rp 186 miliar. Waran seri I dapat dilaksanakan mulai 11 November 2024 hingga 21 Mei 2025.
Perseroan akan menggunakan 36,9% dana hasil IPO untuk membeli tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi, 9,56% untuk pembangunan dan perbaikan bangunan, 5,42% untuk pembelian peralatan laboratorium, 6,54% untuk pembelian mesin produksi, dan 41,55% untuk belanja operasional (operational expenditure/opex) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku. Adapun dana hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan perseroan untuk modal kerja.
Selepas IPO dan pelaksanaan ESA, komposisi pemegang saham perseroan adalah Ridwan sebesar 43,42%, Sugeng Suryadi 18,19%, Anwar Dianto 3,98%, Ekadana Suryadi 13,9%, publik 20,2%, dan ESA 0,2%.
Baca Juga
Sementara itu, setelah pelaksanaan waran seri I, komposisi saham BAT Refractories adalah Ridwan 36%, Sugeng Suryadi 15,1%, Anwar Dianto 3,3%, Ekadana Suryadi 11,55%, masyarakat 16,84%, ESA 0,17%, dan waran 17,01%.
Masa penawaran awal (bookbuilding) IPO BATR berlangsung 17-21 Mei 2024, tanggal efektif IPO ditargetkan 31 Mei, masa penawaran umum 3-6 Juni 2024, dan pencatatan saham dan waran di BEI ditargetkan 10 Juni 2024. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek IPO BATR adalah PT KGI Sekuritas Indonesia.
“Merupakan suatu kehormatan besar bagi perseroan untuk dapat go public dan listing di BEI. Hal ini bertujuan untuk membuka akses ke pasar modal, serta meningkatkan tata kelola perusahaan. Di samping itu, tujuan kami go public dan listing adalah untuk melaksanakan transparansi, efisiensi, serta akuntabilitas dalam setiap kegiatan operasional,” ujar Sugeng Suryadi, Komisaris Utama BAT Refractories, dikutip dari siaran pers, Jumat (17/5/2024).
Dewan komisaris BAT Refractories, kata dia, berkomitmen menjalankan tugas pengawasan guna memastikan dilaksanakannya prinsip-prinsip good corporate governance dalam setiap aktivitas perseroan.
BAT Refractories merupakan perusahaan lokal dan pionir di industri refraktori yang siap dengan berbagai sumber daya. Perseroan memiliki fasilitas produksi dan peralatan uji laboratorium yang lengkap dan memadai dalam menghasilkan berbagai macam produk refraktori melalui dua lini produksi utama.
Pertama, lini produksi fire brick/bata tahan api yang memproduksi berbagai jenis fire brick/bata tahan api dengan kapasitas produksi sampai 500 ton per bulan.
Kedua, lini produksi monolitic refractory yang menghasilkan berbagai jenis bahan tahan api seperti semen castable dan gunning, plastic refractories, semen mortar tahan api dan lain–lain dengan kapasitas per bulan mencapai 800 ton.
BAT Refractories juga didukung team engineering dan team construction yang kompeten dan berpengalaman lebih dari 20 tahun di bidang jasa engineering dan konstruksi di berbagai jenis pekerjaan refraktori dan insulasi tahan panas maupun dingin.
Refraktori merupakan bahan tahan api yang dipakai di berbagai tungku industri, smelter, kiln, reaktor, incinerator, dan sebagainya yang terkena suhu tinggi.
Selama periode 2020-2026, pasar refraktori Indonesia diperkirakan mencatat CAGR sebesar 4,3%. Proyeksi tersebut mengacu pada meningkatnya produksi besi dan baja serta naiknya permintaan konservasi energi.